Emping Telo Bantul Karang, Camilan Tradisional yang Eksis 50 Tahun dan Bertahan di Masa Pandemi

Nenek berusia 88 tahun bisa disebut sebagai pionir yang memulai pembuatan emping telo di kampung tersebut.

Penulis: Santo Ari | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Santo Ari
Seorang warga Padukuhan Bantul Karang mengemas emping telo 

Namun setelah anaknya ikut terjun dalam produksi, varian rasa yang dihasilkan pun semakin banyak seperti pedas manis, pedas gurih, ekstra pedas, gurih seledri, daun kelor dan rasa buah naga.

"Dari kami jualnya Rp28 ribu per kg, kalau aneka rasa Rp33 ribu per kg. Biasanya emping telo diambil penjual di pasar-pasar wilayah Bantul dan Kota Yogyakarta," ungkapnya.

Dan karena keterlibatan anaknya, dari tahun 2019 mereka mulai memasarkan emping telo ini melalui media sosial.

Alhasil banyak pesanan datang dari luar daerah seperti Malang, Cirebon, Bekasi bahkan mereka juga banyak mengirim pesanan ke Bali dan wilayah Kalimantan.  

Diakuinya, di awal pandemi Covid-19, usaha rumahan ini sempat terpuruk.

Produktivitas mereka menurun tajam.

Namun seiring berjalannya waktu, pesanan melalui media sosial kembali berdatangan.

Hingga saat ini usaha emping telo terus bertumbuh, meski belum bisa dibandingkan sebelum adanya pandemi.

Lurah Ringinharjo, Sulistya Atmaji, memaparkan bahwa saat awal pandemi, memang omzet dari pengusaha emping telo sangat menurun tajam.

Namun demikian, mereka tetap berproduksi untuk memenuhi kebutuhan permintaan dari penjualan online.  

"Saat ini sudah naik karena dengan adanya teknologi, marketing maupun penjualan secara online," ungkapnya.

Ia juga mengungkapkan, bahwa di Bantul Karang sudah ada mikro induk yang memiliki tugas membuat website, melakukan promosi dan memasarkan secara online.

Nantinya, produk dari perajin emping ketela tadi dikumpulkan, diseleksi atau dipilah agar menjamin kualitasnya kemudian dipasarkan dengan memanfaatkan teknologi informasi tersebut.

Bahkan untuk pengemasannya dibuat semenarik mungkin.

Jika dulu kemasan emping telo hanya berupa plastik biasa, kini kemasannya beraneka macam seperti plastik tebal hingga mika.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved