Kisah Inspiratif
Nasib Penjual Walang Goreng Gunungkidul : Harga Bahan Baku Tinggi, Masih Terhantam Pandemi
Sejak PPKM diberlakukan, praktis pembeli yang mampir ke lapaknya merosot tajam, mengingat kebanyakan adalah wisatawan.
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Gaya Lufityanti
Sutini seakan tak ada pilihan.
Pasalnya suami hanya bekerja sebagai buruh bangunan, anak tertuanya kini menggarap lahan pertanian, sedangkan ia juga masih harus menanggung biaya sekolah si bungsu.
Seperti warga lainnya, ia berharap pintu wisata segera kembali dibuka.
Sebab dari situlah hasil pendapatan untuk kehidupannya sehari-hari bisa diperoleh.
"Mau bagaimana, ndak mungkin saya nganggur karena tetap butuh makan," ujar Sutini.
Baca juga: Ketika Kuntilanak Jualan Ketan Dunia Lain hingga Ketan Pantai Selatan
Lain cerita dengan Suhartini (39), penjual Walang Goreng di Pedukuhan Gadungsari, Wonosari.
Ia tergolong penjual veteran, sudah punya tempat bahkan sempat menyewa dua kios di kawasan Siyono dan Gading, Playen.
Namun dua kios tersebut kini tinggal cerita.
Ia memutuskan untuk tidak melanjutkan kontrak dua kios tersebut karena pandemi menerpa sejak 2020 lalu.
"Kalau yang Gading tutup tahun lalu, Siyono baru Agustus ini," ungkap Suhartini.
Kondisi ekonomi yang sulit ditambah hasil penjualan yang menurun membuat ia terpaksa memutus kontrak dua kios itu.
Penjualan pun kini hanya terpusat di rumahnya.
Sebelas dua belas dengan Sutini, Suhartini juga menyebut harga belalang mentah kini tengah membumbung tinggi.
Baca juga: Unik! Ada Superhero Berjualan Dawet di Karangmojo Gunungkidul
Lantaran penjualan juga menurun, produksi Walang Goreng pun ikut ia kurangi.
"Biasanya bisa 20 kilo sehari, sekarang cuma tak siapkan 5 kilo sehari. Itu pun syukur-syukur habis terjual," katanya.
Beruntung, Suhartini masih bisa mengandalkan pelanggan setianya.
Paling banyak dari Jakarta dan Surabaya, namun tak sedikit pula pesanan datang dari Kalimantan hingga Sulawesi.
Ia mengaku pembeli yang datang ke rumahnya langsung masih cukup banyak.
Pun begitu, penjualan secara daring tetap ia upayakan demi menambah penghasilan.
"Semua dilakoni pokoknya," ujar Suhartini.( Tribunjogja.com )