Ketika Kuntilanak Jualan Ketan Dunia Lain hingga Ketan Pantai Selatan

Si warkop adalah tempat yang menyuguhkan berbagai olahan ketan, lokasinya di Jalan Gadung Nomor 1B, Kecamatan Wonokromo, Surabaya.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
TribunMataraman.com/Bobby Koloway
Warkop Ketan di Surabaya menghadirkan suasana horor lengkap dengan sejumlah replika hantu. 

Tribunjogja.com Surabaya -- Konsep yang ditawarkan warkop satu ini berbeda dengan yang lainnya. Jika anda ingin tantangan baru tak salah jika uji nyali boleh mencoba untuk nongkrong disana.

Si warkop adalah tempat yang menyuguhkan berbagai olahan ketan, lokasinya di Jalan Gadung Nomor 1B, Kecamatan Wonokromo, Surabaya.

pegawai yang menggunakan atribut kuntilanak.

Pakaian daster putih, rambut panjang, lengkap dengan tambahan ornamen pisau yang seakan menancap di kepala.
pegawai yang menggunakan atribut kuntilanak. Pakaian daster putih, rambut panjang, lengkap dengan tambahan ornamen pisau yang seakan menancap di kepala. (TribunMataraman.com/Bobby Koloway)

Dekat dengan jalan raya dan warkop ini sangat mudah ditemukan. Warkop Ketan Surabaya menghadirkan nuansa horor sejak masuk pintu gerbang.

Begitu masuk di pintu gerbang warkop, pengunjung akan dikagetkan dengan berbagai replika hantu.

Warkop Ketan di Surabaya menghadirkan suasana horor lengkap dengan sejumlah replika hantu.
Warkop Ketan di Surabaya menghadirkan suasana horor lengkap dengan sejumlah replika hantu. (TribunMataraman.com/Bobby Koloway)

Replika kuntilanak yang duduk di kursi dan bergelantungan, pocong, jelangkung, hingga replika hantu lainnya.

Sebagian meja yang digunakan juga merupakan replika makam, lengkap dengan batu nisan. Berjajar di dalam warkop ini.

Ketika memesan makanan, pengunjung juga akan dilayani pegawai yang menggunakan atribut kuntilanak.

Pakaian daster putih, rambut panjang, lengkap dengan tambahan ornamen pisau yang seakan menancap di kepala.

Konsep unik ini ternyata diciptakan langsung oleh pemiliknya, Dio Bagus.

"Awalnya, kami membuat warkop dengan konsep pedesaan," kata Dio ditemui di warkopnya, Kamis (7/10/2021).

Pada saat memasuki pandemi, ia lantas berinovasi untuk menambah lebih banyak pengunjung. Konsep hororlah yang dipilih.

"Jadi, di sini ada dua konsep. Konsep pedesaan dan konsep horor," kata pria 28 tahun penyuka horor ini.

Pemilihan konsep horor juga bukan alasan. "Kami ingin membuat pengunjung penasaran sehingga tertarik. Khususnya, bagi mereka yang suka dengan horor," katanya.

Tak hanya kesan menghibur yang dihadirkan, ia juga menyisipkan pesan religius di warkop ini.

"Ada replika mayat dan kuburan sebagai meja di sini. Sehingga, orang yang nongkrong di sini selalu ingat kematian," katanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved