Sempat Anjlok, Harga Cabai di Sleman Kini Merangkak Naik

Harga cabai di Kabupaten Sleman kini berangsur mengalami kenaikan. Sebelumnya, komoditas bercitarasa pedas ini anjlok karena serapan

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA/ Almurfi Syofyan
ILUSTRASI Cabai 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Harga cabai di Kabupaten Sleman kini berangsur mengalami kenaikan.

Sebelumnya, komoditas bercitarasa pedas ini anjlok karena serapan di masa panen raya berkurang, satu di antaranya terbentur Pemberlakukan Pemberantasan Kegiatan Masyarakat. 

Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman Nia Astuti mengungkapkan, harga dan ketersediaan komoditas pangan di Sleman saat ini masih normal.

Meskipun, ada kecendrungan harga naik, terutama untuk komoditas sayur mayur, telur, daging ayam dan cabai.

Baca juga: Pertama di Kota Yogyakarta, RS PKU Muhammadiyah Gunakan Parkir Tingkat Bertenaga Hidrolik

Harga cabai menurutnya cenderung mengalami kenaikan karena berdasar koordinasi Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DPPP) musim panen cabai di daerah sentra di wilayah DIY maupun Jawa timur sudah berkurang pada Agustus - September ini.  

"Sekarang ketersediaan stok mulai berkurang karena panen mulai menipis, jadi mempengaruhi suplai yang masuk ke Sleman, sehingga harganya merangkak naik," kata dia, Kamis (7/10/2021). 

Hasil pantauan Disperindag di sejumlah pasar di wilayah Sleman, harga cabai merah keriting saat ini berada pada kisaran Rp 27.500 per kilogram, naik Rp2.500 per kilogram dari sebelumnya.

Lalu, harga cabai merah besar naik Rp3.800 per kilogram, menjadi Rp28.250 per kilogram. Selanjutnya, cabai rawit merah juga mengalami kenaikan sebesar Rp4 ribu per kilogram menjadi Rp20.875 per kilogram. 

Walau harga cabai berangsur naik, bila dibandingkan dengan harga cabai 2020 pada periode yang sama, harga cabai tahun ini masih lebih rendah. Nia mengatakan, harga komoditas cabai mulai merangkak naik sejak awal bulan Oktober. 

"Dari pantauan kami, harga mulai naik sejak awal Oktober," paparnya. 

Plt. Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DP3) Sleman Suparmono mengatakan, serapan dan harga produk pertanian sebelumnya sempat anjlok karena tertekan di masa PPKM. 

Baca juga: Vaksinasi di Bantul dan Gunungkidul Rendah, Sri Sultan HB X: Kalau Jam 12 Bubar Nggak Bakal Selesai

Di samping itu, karena memang ada siklus tahunan. 

"Misalnya saja cabai, cabai saat itu serapannya sedikit karena bertepatan panen raya. Tapi sekarang rata-rata sudah mulai tinggi lagi," kata dia.

Sebelumnya, harga jual komoditas cabai rawit, maupun cabai merah di tingkat petani di Kabupaten Sleman pada Juli - Agustusan mengalami penurunan.

Rendahnya harga jual saat itu membuat petani di Tirtomartani, Kalasan merugi.

Ketua Forum Petani Kalasan, Janu Riyanto, mengungkapkan harga jual cabai rendah sehingga para petani memilih untuk membiarkan tanaman cabai mati untuk mengurangi pembengkakan kerugian.

Selain itu, hasil panen juga dibagi - bagikan kepada masyarakat. (rif)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved