Kabupaten Bantul
Kasus Covid-19 Melandai, Dinkes Bantul Tingkatkan Tracing dan Testing Agar Level PPKM Turun
Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul mencatat jumlah warga positif Covid-19 cenderung turun dan mulai landai.
Penulis: Santo Ari | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul mencatat jumlah warga positif Covid-19 cenderung turun dan mulai landai.
Dinkes Bantul mencatat angka kasus Konfirmasi Covid-19 pada Minggu (3/10/2021) kemarin bertambah sebanyak 11 orang.
Di hari sebelumnya, Sabtu (2/10/2021) ada 14 orang dan pada Jumat (1/10/2021) sebanyak 31 orang.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Bantul, Sri Wahyu Joko Santoso mengatakan penemuan kasus dalam 2 minggu terakhir berjumlah 30 kasus per hari.
Bahkan ia menyebut ada hari di mana kasus positif bertambah 15 orang.
Baca juga: Pemkab Bantul Genjot Capaian Vaksinasi Covid-19 di Kapanewon Sewon
"Dan angka kasus sembuh lebih tinggi dari pada kasus meninggal. Jadi penanganan kasus akhir-akhir ini, yang kita temukan itu rata-rata adalah gejala ringan dan sedang," ujarnya saat ditemui Senin (4/10/2021).
Meskipun masih ada juga ditemukan pasien dengan gejala berat, yang langsung ditangani rumah sakit rujukan Covid-19.
Menurutnya, jika angka kematian bisa di bawah 5 per minggu dan dapat bertahan selama satu bulan, maka Case Fatality Rate (CFR) di Kabupaten Bantul bisa di bawah 2,3 persen.
Dengan jumlah tersebut, maka tidak menutup kemungkinan level PPKM di Bantul akan diturunkan.
Maka dari itu, di samping dengan meningkatkan tingkat kesembuhan dan menekan angka kematian, pihaknya juga terus melakukan tracing dan testing.
"Kalau kita tingkatkan banyak testing tracing dan angka kematian dapat diturunkan, itu dapat mengejar agar kita bisa turun level dari level 3 ke level 2," ungkap pria yang akrab disapa Oki ini.
Oki juga menyatakan bahwa pihak Dinkes Bantul telah meminta para tracer yang ada di Puskesmas lebih banyak meningkatkan tracing dan testing.
Untuk 1 konfirmasi positif petugas harus melakukan tracing ke 15 orang kontak erat untuk kemudian dilakukan testing.
Baca juga: Capaian Vaksinasi di Bantul Dinilai Masih Rendah, Ini Tanggapan Dinas Kesehatan Bantul
Namun demikian, Oki mengaku bahwa saat ini kendalanya berasal dari masyarakat.
Dengan turunnya angka kasus ini, justru banyak masyarakat yang menolak untuk dilakukan pelacakan atau testing.
"Itu yang mempersulit kita. Kalau masyarakat menolak untuk di-tracing dan testing, otomatis level PPKM Kabupaten susah turun dari level 3," terangnya.
Ia menekankan, untuk menurunkan level PPKM di Kabupaten Bantul dibutuhkan partisipasi dan kesadaran masyarakat untuk mau dilacak maupun dilakukan testing.
Ia menyatakan bahwa hasil testing belum tentu positif.
"Semakin tinggi hasilnya yang negatif saat testing, maka angka kematian dan positif rate akan turun cepat. Nah kalau turun cepat, maka akan cepat pula PPKM turun ke level 2 atau mungkin level 1," tambahnya.
Adapun saat ini kasus aktif di Kabupaten Bantul berkisar di angka 275 orang.
Rata-rata mengalami gejala ringan dan sedang dan dilakukan isolasi mandiri di rumah.
Sedangkan untuk gejala berat tetap dirawat di rumah sakit.
Baca juga: Pasien di Isoter Bantul Kosong, Nakes Dialihkan untuk Percepat Vaksinasi
"Untuk BOR rumah sakit kita juga sudah mencapai 17 persen per tanggal 3 Oktober kemarin, dari total 304 bed," tutupnya.
Turunnya angka kasus Covid-19 juga dirasakan di Kapanewon Sewon.
Seperti diketahui, Sewon merupakan wilayah yang mengalami lonjakan kasus Covid-19 tertinggi beberapa bulan lalu.
Hal itu dikarenakan Sewon merupakan daerah suburban di mana mobilitas masyarakatnya sangat tinggi.
Namun saat ini Panewu Sewon, Sri Hartini menyatakan bahwa angka kasus positif di wilayah yang berbatasan dengan Kota Yogyakarta ini jauh sangat berkurang.
"Saat ini kita ada 13 kasus positif, dan mereka melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing," ucapnya.( Tribunjogja.com )