Kota Yogyakarta
Capaian Vaksinasi Pelajar Sentuh 82 Persen, Pemkot Yogya Percaya Diri Gulirkan PTM
Pemkot Yogyakarta mempersilakan SD dan SMP di wilayahnya untuk memulai Pembelajaran Tatap Muka (PTM) secara terbatas, per Senin (20/9/2021).
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta mempersilakan SD dan SMP di wilayahnya untuk memulai Pembelajaran Tatap Muka (PTM) secara terbatas, per Senin (20/9/2021).
Tetapi, khusus tingkat sekolah dasar, hanya siswa kelas VI yang diizinkan mengikuti PTM.
Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menuturkan, beberapa sekolah hari ini sudah mulai menyenggarakan PTM secara terbatas.
Ia pun menyerahkan kepada pihak sekolah soal waktu pelaksanaannya, tergantung kesiapan dan persetujuan dari orang tua, atau wali murid.
Baca juga: Siap Gelar PTM, Pemkot Yogya Tunggu Lampu Hijau dari Pemda DIY
"Jadi, PTM sudah kita buka, dan sekolah kita minta untuk melakukan pendataan ulang ya, terhadap siswa yang belum tervaksin. Jadi, mereka yang belum tervaksin itu, akan kita vaksin tersendiri," cetusnya, Senin (20/9/2021).
Ia tidak menampik, sampai sejauh ini, masih ada pelajar, khususnya usia 12 tahun ke atas, yang belum memperoleh akses vaksin Covid-19.
Oleh sebab itu, pendataan ulang pun harus dilakukan oleh pihak sekolah, supaya mereka yang belum tervaksin, dapat segera diimunisasi.
"Sekarang (pelajar) yang sudah tevaksin itu 82 persen. Nah, yang 18 persen sisanya, laporannya masih ada di luar kota dan sedang kita kejar terus itu," terangnya.
Ketua Harian Satgas Covid-19 Kota Yogyakarta tersebut mengungkapkan, capaian vaksinasi pelajar yang terbilang apik, membuat pihaknya percaya diri menggulirkan sekolah luring.
Bahkan, ia menyebut, realisasi di Kota Yogyakarta termasuk yang paling tinggi di Indonesia.
Baca juga: PTM Diizinkan untuk Digelar, Sekda DI Yogyakarta : Kantin Jangan Buka Dulu
"Kita nomor dua di Indonesia, nomor satu DKI Jakarta. Jadi, dibanding daerah-daerah lain, kesiapan masyarakat, serta pelajar yang divaksin, kita jauh lebih baik. Tracing, dan testing kita tinggi juga kan," tambah Heroe.
"Sehingga, jika dari sisi itu, kita lebih save untuk memulai PTM terbatas. Namun, kita tetap tidak bisa mengabaikan prokes. Makanya, kita minta ke orang tua, agar anaknya dihindarkan dari kegiatan yang berpotensi besar ada interaksi dengan pihak lain," tambahnya.
Walau begitu, orang nomor dua di kota pelajar tersebut meyakini, penerapan protokol kesehatan selama siswa di sekolah mampu menghindarkannya dari paparan Covid-19.
Dirinya pun berkaca dari pengalaman simulasi PTM yang digelar sebelum lonjakan kasus Juli silam.
"Uji coba yang dulu, ada satu anak di sebuah kelas yang positif. Setelah kita test, nggak ada yang tertular. Artinya, prokes yang dijalankan bisa mencegah tersebarnya virus, meski ada yang positif," pungkasnya. ( Tribunjogja.com )