Curhatan Hanoko, Pemandu Wisata di Tamansari Yogyakarta yang Sudah Rindu Menanti Wisatawan
Sudah sekitar 2,5 bulan Hanoko beserta pemandu wisata lainnya tidak lagi mendongeng kepada wisatawan tentang sejarah bangunan Tamansari
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Muhammad Fatoni
Kendati pihak pengelola obyek wisata Tamansari belum membuka operasional tempat bersejarah itu, namun diakui oleh Hanoko banyak dijumpai wisatawan yang berbondong-bondong ke sana.
Namun, kebanyakan dari mereka merasa kecewa saat mengetahui destinasi wisata Tamansari ternyata masih belum dibuka.
Ia berseloroh, dahulu dia memandu wisatawan dengan memberikan informasi sejarah Tamansari.
"Sekarang ya tetap memberikan informasi kalau Tamansari masih tutup. Tapi ya mereka tetap duduk-duduk di sini, ya sesekali minta tolong difotokan. Kalau ketemu orang baik ya saya dikasih Rp5 ribu," ungkap Hanoko.
Dulunya tempat mangkal Hanoko bukan di Tamansari, melainkan di Plataran Keben Keraton Yogyakarta.
Baca juga: Antisipasi Kerumunan Pengunjung, Pengelola Obyek Wisata Tamansari Yogyakarta Terapkan Sistem Grup
Baca juga: Sejumlah Pengunjung Tamansari Yogyakarta Kecele Tidak Bisa Masuk
Di sana dia tetap menjadi seorang pemandu wisata, dengan menawarkan destinasi ke Tamansari.
Terhitung sejak dirinya pindah ke Tamansari sudah 4,5 tahun lamanya, dan sudah banyak pula wisatawan yang mendengar cerita sejarah Tamansari dari mulut Hanoko.
"Wah ya ratusan wisatawan sudah pernah tak antar berkeliling di Tamansari. Soalnya sejak pindah ke sini saya sudah 4,5 tahun," ujar pria asal Gondomanan, Kota Yogyakarta ini.

Selama 4,5 tahun bekerja sebagai pemandu wisata di Tamansari, beragam hal unik sudah sempat ia temui.
Ia sedikit bercerita, di antaranya pengalamannya dia memandu wisatawan seorang indigo.
Dalam perjalanan wisatanya, Hanoko diberitahu oleh wisatawan itu bahwa disalah satu sudut bangunan tua itu terdapat sosok ghaib yang sempat menampakan diri.
"Pengalaman uniknya ya kebetulan saya mengantar wisatawan Indigo. Katanya dia melihat sesosok makhluk disalah satu bangunan. Saya tenangkan dia, sudah gak akan ada apa-apa," jelas dia.
Sebagai pemandu wisata, ia pun mempercayai hal itu karena bangunan Tamansari sudah berusia sangat tua.
Dari pengalaman yang pernah dijumpai itu, Hanoko kini rindu menceritakan kembali sejarah bangunan bersejarah itu kepada wisatawan.
"Ya jelas rindu nercerita. Berbulan tidak bisa menceritakan sejaraah Tamansari, padahal itu kami menyebar ilmu baru yang harus disampaikan. Apalagi kalau dari luar Jogja, dari kalimantan, dia pasti akan menyalurkan pengalamananya ke teman-teman di sana, dan mereka akan berbondong-bondong ke sini lebih banyak," tutup Hanoko.
( tribunjogja.com )