Kisah Ham, Simpanse yang Jadi Astronot Sebelum Neil Armstrong dan Buzz Aldrin

Dari enam simpanse, NASA dan seorang dokter hewan Angkatan Udara akhirnya memilih Ham, yang kemudian dikenal sebagai No. 65

Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Mona Kriesdinar
wikimedia
Ham Si Simpanse berada dalam kapsul yang membawanya ke luar angkasa dalam PROGRAM Proyek MerkurIi NASA 

TRIBUNJOGJA.COM - Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) pernah menjalankan proyek luar angkasa yang menjadi bagian dari persiapan pengiriman manusia ke bulan. Namun, dalam proyek bernama Merkuri tersebut, bukan manusia yang dijadikan obyek penelitian, melainkan simpanse.

Ham Si Simpanse, salah satunya. Selain Ham, NASA sendiri pernah melatih puluhan simpanse untuk dijadikan Astrochimps.

Dikirim ke Luar Angkasa

Jauh sebelum Neil Armstrong dan Buzz Aldrin, pada 31 Januari 1961, beberapa bulan sebelum penerbangan perintis kosmonot Soviet Yuri Gagarin, Ham telah menjadi hominid pertama di luar angkasa.

Hewan nonhominid lainnya sebenarnya telah dikirim ke luar angkasa sebelum Ham, tetapi dia dan sesama "astrochimps" lainnya dilatih untuk menarik tuas dan membuktikan bahwa secara fisik dinyatakan memungkinkan untuk mengemudikan pesawat ruang angkasa.

Dan, tidak seperti banyak primata malang lainnya dalam program luar angkasa, Ham selamat dari misinya dan memiliki umur panjang. 

“Ham membuktikan bahwa umat manusia dapat hidup dan bekerja di luar angkasa,” demikian bunyi penanda makamnya di New Mexico.

Primata Perintis

Angkatan Udara AS adalah yang pertama meluncurkan primata ke luar angkasa. Alih-alih simpanse, monyet yang lebih kecil adalah pilihan yang mereka sukai. 

Tapi misi awal itu tidak berjalan dengan baik — baik untuk manusia atau hewan. 

Pada tahun 1948, satu dekade sebelum pembentukan NASA, Angkatan Udara mengikat seekor monyet rhesus jantan bernama Albert ke dalam kapsul di atas roket V-2 yang dirancang Nazi dan meluncurkannya dari White Sands, New Mexico. 

Albert yang malang tercekik sebelum dia mencapai luar angkasa. 

Tahun berikutnya, seekor monyet bernama Albert II dikirim dalam misi serupa. 

Tidak seperti pendahulunya, Albert II berhasil menjadi monyet pertama yang selamat dari peluncuran dan mencapai luar angkasa. 

Sayangnya, dalam perjalanan pulang, Albert II meninggal ketika parasut kapsul gagal. 

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved