Varian Mu B.162.1 Itu Apa? Berikut Penjelasan Dokter dan Para Ahli

Varian MU terbukti sebagai varian Covid-19 yang paling sulit dinetralisir oleh imun tubuh.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
Vanessa JIMENEZ / AFP
Pekerja merawat pasien Covid-19 di unit perawatan intensif (ICU) di Bogota. Varian virus corona baru terdeteksi untuk pertama kalinya di Kolombia dan disebut "mu" menyebabkan gelombang pandemi paling mematikan di negara itu 

Tribunjogja.com -- Varian MU terbukti sebagai varian Covid-19 yang paling sulit dinetralisir oleh imun tubuh. Namun sampai pekan lalu, pemerintah menyebut jika Covid-19 varian Mu ini belum masuk ke Indonesia.

Pemerintah berupaya mencegah masuknya varian baru dari luar Indonesia melalui pengetatan kebijakan karantina internasional entry dan exit testing serta persyaratan vaksin.

Varian Mu (B.162.1) disebut memiliki indikasi karakteristik seperti keganasan dan tingkat penyebaran masih dalam penelitan.

Dokter Umum dan kandidat Phd bidang medical science di Kobe University Adam Prabata menjelaskan, baru-baru ini muncul penelitian yang menyatakan varian Mu terbukti sebagai varian yang paling sulit dinetralisir oleh sistem imun tubuh.

"Varian Mu terbukti sebagai varian virus penyebab Covid-19 yang paling sulit dinetralisir oleh imun tumbuh," ujar Adam.

Bahkan dalam riset menyebut, varian Mu 12,4 kali lebih resisten terhadap imun penyintas Covid-19.

Selain itu, varian Mu juga 7,6 kali lebih resisten terhadap imun pasca vaksin Pfizer.

Temuan ini berasal dari penelitian skala kecil, masih perlu dikonfirmasi lagi dengan penelitian lebih besar atau studi efektivas vaksin.

Penelitian ini merupakan penelitian skala kecil pada delapan orang penyitas Covid-19 dan 10 orang yang sudah divaksin Pfizer.

Respon imun yang diperiksa berasal dari darah dan pada protein spike masing-masing varian virus penyebab Covid-19.

Berikut perbedaan Covid-19 akibat varian Delta dengan varian Mu.

Kemunculan virus corona varian baru memang harus diwaspadai. Pasalnya, virus corona varian Delta menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 di banyak negara, termasuk Indonesia.

Kelompok Kerja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) mengatakan, virus corona varian baru SARS-CoV-2 Mu atau B.1.621 tak lebih ganas dengan varian Delta.

Menurut Ketua Pokja Genetik FKKMK UGM dr Gunadi, Covid-19 varian Mu oleh WHO dikategorikan dalam variant of Interest (VoI). Sedangkan virus corona varian Delta masuk kategori Variant of Concern (VoC).

Dilansir dari Antara, Rabu (8/9/2021), karena kategorinya itu, Gunadi menyatakan bahwa virus corona varian Delta memiliki level di atas Covid-19 varian Mu. M
eskipun virus corona varian baru ini belum terdeteksi di Indonesia, menurut dia, perlu diantisipasi karena virus corona varian Mu diketahui menyebabkan penurunan kadar antibodi baik karena infeksi ataupun vaksinasi.

Halaman
12
Sumber: Kontan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved