Bisnis

Tak Ada Kunjungan, Penjualan Bibit Amarilis Gunungkidul Anjlok

Normalnya bahkan saat bunga sedang tidak mekar, kuantitas yang dipesan bisa mencapai 20 ribu bibit. Namun saat ini paling banyak hanya 1.500 bibit.

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Alexander Ermando
Penjualan bibit amarilis milik Sukadi persis di tepi Jalan Raya Yogya-Wonosari. 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Mekarnya bunga amarilis di Pedukuhan Ngasemayu, Kalurahan Salam, Patuk, Gunungkidul sejak Agustus lalu tak bisa dinikmati oleh publik.

Pasalnya, penerapan PPKM Level 4 membuat aktivitas wisata harus ditutup sementara.

Pemilik kebun bunga Amarilis, Sukadi mengatakan selama PPKM Level 4 ia harus menolak permintaan penyedia jasa wisata yang ingin datang ke tempatnya.

"Banyak yang bertanya apakah bisa mampir atau tidak, tapi kami katakan tidak bisa karena mengikuti aturan," jelas Sukadi ditemui pada Rabu (01/09/2021) lalu.

Baca juga: Awalnya Dianggap Gulma, Kini Amarilis Jadi Primadona

Kini ia hanya mengandalkan penjualan bibit dari tanaman amarilis.

Adapun pembeli hanya diizinkan berkunjung ke kebunnya dalam waktu singkat, di mana jumlah orangnya juga sangat dibatasi.

Tak adanya wisatawan rupanya langsung berpengaruh pada penjualan bibit amarilis.

Sukadi bahkan menyebut hasil penjualan anjlok dibanding saat-saat normal, turun lebih dari separuhnya.

"Turunnya terasa sekali baik dari penjualan offline (langsung ke lokasi) atau online," ujarnya.

Sukadi mencontohkan, normalnya bahkan saat bunga sedang tidak mekar, ada belasan pesanan bibit amarilis secara online dalam waktu kurang dari setahun.

Kuantitas yang dipesan bisa mencapai 20 ribu bibit.

Baca juga: Deretan Wisata Jogja Hits di Bulan Desember : Kebun Amarilis Hingga Ladang Jagung yang Memukau

Namun, sejak PPKM Level 4 diterapkan, ia sejauh ini hanya menerima 3 pesanan online.

Begitu pun kuantitas barang yang dipesan, turun drastis jadi paling banyak hanya 1.500 bibit amarilis.

"Kalau yang beli langsung ke lokasi juga sekarang sedikit, karena jalan juga sepi," kata Sukadi.

Ia kini mencoba mencari penghasilan tambahan mengingat hasil penjualan bibit amarilis sedang turun.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved