Mengenal Smart Vaccine Tube, Alat Penyimpan Vaksin Covid-19 Karya Mahasiswa UGM

Mengenal Smart Vaccine Tube, Alat Penyimpan Vaksin Covid-19 Karya Mahasiswa UGM

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
Istimewa/ugm.ac.id
Mahasiswa UGM pencipta Smart Vaccine Tube menunjukan alat penyimpan Vaksin Covid-19 ciptaanya. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemerintah saat ini tengah gencar melaksanakan program vaksinasi Covid-19 untuk mempercepat tercapainya herd immunity.

Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 ini dilaksanakan secara nasional hingga ke daerah-daerah, termasuk wilayah terluar di Indonesia.

Jutaan vaksin pun sudah didistribusikan pemerintah ke daerah-daerah untuk mempercepat program vaksinasi Covid-19.

Namun luas wilayah banyaknya pulau terpencil yang ada di Indonesia menjadi kendala tersendiri untuk proses distribusi vaksin Covid-19.

Sementara vaksin Covid-19 harus mendapatkan perlakuan khusus, yakni disimpan dalam suhu 2 sampai -80 derajat celcius.

Hal itulah yang mendorong lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk menciptakan alat penyimpanan vaksin Covid-19.

Melalui alat ciptaanya ini, kelima mahasiswa UGM tersebut ingin ikut andil dalam menyukseskan program vaksinasi Covid-19 di Tanah Air, terutama di wilayah-wilayah 3T ( tertinggal, terdepan dan terluar) di Indonesia.

Kelima mahasiswa UGM tersebut adalah Muhammad Rizqiansyah (Teknik Fisika 2018), Ananda Fikri Nugroho (Teknik Fisika 2018), Devara Zain Al Adid (Teknik Elektro 2018), Kaninda Khairunnisa (Teknik Fisika 2019), dan Fauzian Sekar Indrasyah (Farmasi 2019).

Baca juga: Genjot Vaksinasi Covid-19, Pemerintah Targetkan 2,3 Juta Suntikan Per Hari pada September Ini

Baca juga: Tren Kasus Covid-19 Menurun, Masyarakat Jangan Sampai Kendor Prokes

Setelah melalui proses panjang selama hampir empat bulan, kelima mahasiswa tersebut akhirnya berhasil menciptakan alat untuk menyimpan vaksin Covid-19 agar tetap aman saat membutuhkan waktu yang lama dalam proses distribusinya.

Alat bernama Smart Vaccine Tube ini berbentuk kotak ringan yang mudah untuk digendong seperti memakai tas punggung.

Pengembangan alat tersebut diketahui masuk dalam program PKM-KC yang berhasil mendapat pendanaan penuh dari Kemdikbud Ristek tahun 2021 ini.

“Tujuannya alat penyimpanan vaksin ini (agar) dapat mempercepat akselerasi program vaksinasional terutama ke daerah terpencil, seperti daerah 3T.

Harapannya jumlah target sasaran vaksinasi di Indonesia bisa tercapai dan terbentuk kekebalan kelompok (herd immunity) dalam waktu dekat sehingga semuanya bisa normal kembali,” kata Ketua Tim Smart Vaccine Tube Muhammad Rizqiansyah saat dihubungi Tribunjogja.com, Kamis (2/9/2021).

Sementara itu dikutip Tribunjogja.com dari ugm.ac.id, Smart Vaccine Tube tersebut berbasis dari teknologi superthermos.

Dengan menggunakan bahan berupa aluminium bubble foil dan sterofoam, Smart Vaccine Tube dirancang memiliki empat layer (lapisan) dari luar.

Suhu dalam kotak didinginkan menggunakan peltier. Pada bagian atas, penutup luar, terdapat LCD dan indikator LED yang berfungsi untuk memonitoring temperatur dalam kotak.

Indikator LED tersebut akan bewarna hijau jika temperatur dalam kotak berada diantara 2,5-7,5oC.

Bewarna kuning jika temperatur berada diantara 2-2,5oC atau 7,5-8oC. Bewarna merah jika temperatur dalam kotak di luar suhu 2-8oC.

Dalam Smart Vaccine Tube pun terdapat wadah vaksin (dibuat dengan menggunakan teknologi 3D printing) yang berfungsi sebagai dudukan vaksin agar terhindar dari goncangan selama pendistribusian.

Perlu diketahui juga, pembuatan Smart Vaccine Tube ini menghabiskan biaya yang terjangkau dengan karakteristik penyimpanan cukup lama sekaligus hemat energi. (Tribunjogja)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved