Mal Mulai Dibuka, Tingkat Keterisian Kamar Hotel di DIY Mulai Meningkat
Mal Mulai Dibuka, Tingkat Keterisian Kamar Hotel di DIY Mulai Meningkat
Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kebijakan untuk membuka pusat perbelanjaan dan mal di DI Yogyakarta membuat tingkat hunian kamar hotel di wilayah ini meningkat.
Kendati demikian, peningkatan yang dirasakan belumlah signifikan.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Deddy Pranowo Eryono menuturkan saat ini tingkat hunian kamar hotel baru di angka 0 hingga 10 persen.
Sedangkan di akhir pekan, ada sedikit peningkatan yakni sekitar 20 persen.
Pihaknya pun menyambut baik adanya kebijakan pembukaan mal di DIY.
Hal ini dapat menumbuhkan kepercayaan masyarakat bahwa DIY sudah mulai aman untuk dikunjungi.
"Uji coba mal jelas berdampak. Mal dibuka otomatis berdampak pada image dan citra DIY," jelas Deddy, Minggu (29/8/2021)
Lebih jauh, karena kebijakan PPKM terus diperpanjang, saat ini hanya wisatawan tertentu yang biasa menginap di hotel
Misalnya adalah mereka yang melakukan perjalanan bisnis dan kunjungan kerja.
Sementara wisatawan umum jumlahnya masih sangat minim karena objek wisata di DIY belum dibuka.
Selain itu, pelancong yang berkunjung ke DIY juga ada syarat harus sudah menjalani vaksinasi minimal dosis pertama atau menunjukan tes swab negatif.
Baca juga: Terimbas Pandemi Covid-19, 72 Hotel dan Restoran di DI Yogyakarta Tutup Permanen
Baca juga: Alumni SMAN 1 Teladan Gelar Vaksinasi Drive Thru, Sasar 2.000 Pelajar DI Yogyakarta
Deddy pun menuntut adanya kepastian dari Pemda DIY kapan objek wisata di DIY dapat dibuka.
Jika Pemda mensyaratkan minimal 80% warga DIY divaksin sebelum objek wisata dibuka, maka pihaknya meminta kepastian kapan capaan vaksinasi tersebut dapat terlampaui.
Deddy juga meminta adanya informasi terkait perkembangan program vaksinasi harian untuk memantau perkembangan vaksinasi di DIY.
Hal tersebut dianggap penting karena pengusaha perlu melakukan perencanaan keuangan sebelum membuka kembali usahanya.
"Kita minta data yang pasti. Harus ada waktu yang jelas. Butuh ancang-ancang karena bisnis perlu loh ancang-ancang itu kan berdasarkan data," jelasnya.
Deddy melanjutkan, PHRI DIY juga turut berpartisipasi untuk mempercepat vaksinasi.
Mereka bekerja sama dengan instansi terkait dan TNI-Polri untuk mengadakan vaksinasi massal seperti yang pernah dilangsungkan di mal objek wisata pantai.
"Kemarin dua hari di SCH (Sleman City Hall), kemudian kemarin juga di Pantai Baron, masing-masing di SCH 4 ribu, Pantai Baron 2 ribu. Ini kita bekerjasama dengan TNI-Polri juga akan melakukan vaksinasi di Kabupaten Bantul dan Kulon Progo. Kalau kota kelihatannya sudah tidak perlu," ujarnya. (Tribunjogja/Yuwantoro Winduajie)