Yogyakarta
DP3AP2 DI Yogyakarta Jamin Pemenuhan Hak Anak Yatim Piatu Akibat Covid-19
Kemensos menyiapkan sejumlah aturan pengambilan hak asuh anak yatim piatu akibat terdampak Covid-19, termasuk di antaranya tes psikologi.
Penulis: Santo Ari | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Pandemi Covid-19 berdampak pada anak yang harus kehilangan orang tuanya yang meninggal karena virus ini.
Oleh sebab itu, Kementerian Sosial (Kemensos) menyiapkan sejumlah aturan pengambilan hak asuh anak yatim piatu akibat terdampak Covid-19, termasuk di antaranya tes psikologi.
Tujuannya untuk mengurangi risiko adanya orang tua asuh yang sengaja mengambil untung atas bantuan Kemensos yang seharusnya ditujukan untuk keberlangsungan hidup anak terdampak tersebut
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DP3AP2) DIY, Erlina Hidayati mengatakan bahwa pihaknya akan terus berupaya menjamin keterlindungan anak termasuk pemenuhan hak anak.
Baca juga: Dinsos DIY Siap Menampung Anak Terlantar Akibat Covid-19
"Kita harus memastikan bahwa anak-anak ini tidak terserabut dari akarnya. Seperti akar budaya dan tidak terserabut dari kerabat," ujarnya Sabtu (28/8/2021).
Dari pada mengedepankan proses adopsi, pihaknya lebih menitik beratkan pada pengasuhan kerabat, meskipun ada panti asuhan untuk yatim piatu yang dikelola Dinas Sosial.
"Tetapi sepanjang masih ada kerabatnya, memang anak-anak ini akan diasuh kerabat, tapi kami harus pastikan bahwa diasuh oleh kerabat itu terpenuhi hak-haknya atau tidak, terlindungi atau tidak," imbuhnya.
Maka dari itu, pihaknya bersama mitra seperti SOS Children's Villages memastikan keadaan anak dengan turun ke lapangan sembari melakukan assessment.
Dari hasil assessment tersebut akan jelas kondisi si anak, apakah dia kehilangan ayah, ibu atau kehilangan kedua orang tuanya.
Termasuk akan diketahui kebutuhan anak-anak tersebut, termasuk kebutuhan keluarga yang akan mengasuh.
Baca juga: Pemda DIY Bantu Beasiswa untuk Anak Yatim Akibat Covid-19
"Kami tidak langsung berpikir untuk adopsi. Ya kalau itu dibutuhkan, tapi kalau bisa mengoptimalkan pengasuhan kerabat, kenapa tidak? Apalagi adopsinya sampai keluar (DIY), itu menjadi prioritas yang nanti-nanti, kalau memang tidak ada alternatif lain baru kemudian memikirkan itu," tambahnya.
Erlina pun mengakui bahwa pihaknya mendapatkan tawaran dari SOS Children's Villages.
Seandainya si anak memerlukan pengasuhan jangka panjang maka organisasi tersebut dapat menyediakan panti asuhan berbasis keluarga di Semarang, Bandung dan Jakarta.
"Itu sudah ditawarkan, tapi saya juga mengatakan bahwa kami maksimalkan dulu pengasuhan anak di kerabat, kalau pun harus di panti asuhan akan dilakukan di balai pengasuhan anak di dinsos baik provinsi maupun kabupaten Kota," ujarnya.
Ulang Tahun ke-5, Ren Florist Konsisten Kolaborasi dengan UMKM Lewat Pop Up Market Folkatory |
![]() |
---|
Anak Usia di Bawah 12 Tahun Belum Diizinkan Masuk Tamansari Yogyakarta |
![]() |
---|
Diduga Selang Gas Bocor, Dapur Rumah di Yogyakarta Terbakar |
![]() |
---|
Penjelasan BMKG Soal Cuaca DI Yogyakarta yang Terasa Lebih Panas Belakangan Ini |
![]() |
---|
Penyempunaan Desain Tol Yogyakarta-Bawen Ruas Banyurejo Ditarget Oktober 2021 |
![]() |
---|