Yogyakarta
2 Hari Digelar, Sudah Ada Puluhan Karya Mural 'Dibungkam' yang Dikirim ke Akun Gejayan Memanggil
Gejayan Memanggil menggelar 'Loma Mural Dibungkam' dengan kriteria karya yang berhasil dihapus oleh aparat menjadi nilai lebih dan terbaik.
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Gaya Lufityanti
Tepatnya di box dekat lampu APILL pada jalan tersebut, terdapat tulisan yang berbunyi 'Bagimu Moralmu Bagiku Muralku'.
Di tempat lain, karya mural tak kalah nyelekit juga terlihat di dinding sebuah toko berjejaring di Jalan Menteri Supeno, Kota Yogyakarta dengan tulisan 'TUNDUK DITINDAS MELAWAN UNTUK BANGKIT'.
Dua karya itu hanya sebagian contoh para kreator asal Yogyakarta, karena mural bermuatan kritik level darurat justru lahir dari tangan kreator berinsial BGS, yang pada Rabu (25/8/2021) sore ia bersedia untuk diwawancara.
BGS menitipkan karya muralnya itu pada sebuah tembok bangunan lawas yang konon menurutnya gedung itu merupakan kantor sebuah partai politik (parpol) yang kini tidak difungsikan lagi karena sudah banyak yang rusak.
Letak karya muralnya itu memang tersembunyi dan mustahil dapat dilihat oleh masyarakat maupun para aparat.
Namun justru itu menjadi tindakan satire yang ingin disampaikan oleh BGS, lantaran saat ini menurutnya para kreator mural sulit untuk mengeluarkan ekspresinya setelah muncul tindakan penghapusan gambar mural di berbagai daerah belum lama ini.
"Jadi kalau tidak ada yang mulai, tidak mungkin ada kejadian seperti ini," katanya, sore itu.
Ia menegaskan, karya mural merupakan sebuah seni yang indah, lantaran itu sebuah bentuk ekspresi.
Baca juga: Kasus Mural 404:Not Found Resmi Dihentikan, Kapolres Metro Tangerang Kota: Tak Ada Unsur Pidana
"Mural itu indah, karena itu bentuk ekspresi," tegas dia
BGS mengatakan akan terus melahirkan karya-karya mural hingga para pemangku kebijakan di negera ini mengetahui arti mural yang sebenar-benarnya.
"Saya akan terus membuat mural sampai mereka (pemerintah) yang di atas sana tahu arti mural yang sebenarnya," jelas BGS.
BGS mengakui, seni mural lebih menantang apabila tidak ada izin terlebih dahulu dengan instansi pemerintah.
Pasalnya, hal itu membuat para seniman bebas mengeluarkan kritik maupun ide yang ingin divisualkan ke dalam tembok jalanan.
"Saya pribadi seni mural tidak ada izin lebih menantang," terang dia.
Laki-laki berkit sawo matang itu membuat karya di eks gedung salah satu parpol dengan menuliskan kata 'SENI KOK DIBUNGKAM BAPER YEE...'