Cerita Guru Asal Gunungkidul Gigih Tingkatkan Kompetensi dengan Belajar Cloud Computing
Cerita Guru Asal Gunungkidul Gigih Tingkatkan Kompetensi dengan Belajar Cloud Computing
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Hari Susmayanti
Di sisi lain, ia juga melihat bahwa artikel dan buku sejarah seringkali ditulis dengan bahasa dan istilah yang sangat padat, sehingga menjadi kurang menarik bagi pembaca awam.
“Cloud computing adalah masa depan internet. Bekal ilmu cloud computing yang telah kami dapatkan ibaratnya adalah bekal abadi yang tidak akan pernah habis walaupun dibagikan ke semua orang,” ucapnya.
Sebagai siswa TKJ (Teknik Jaringan Komputer) yang juga bercita-cita menjadi engineer, Bima berterima kasih kepada AWS.
“Melalui pelatihan yang kami terima, saya dibekali dengan ilmu dan keterampilan untuk melanjutkan kehidupan saya dan menyongsong masa depan yang lebih baik,” tandasnya.
Gunawan Susanto, Country Leader Indonesia AWS mengatakan ada 59 persen angkatan kerja digital di Indonesia yang belum memiliki kecakapan di bidang komputasi awan.
Padahal, kecakapan tersebut nantinya akan dibutuhkan dalam mendukung pekerjaan-pekerjaan mereka di tahun 2025.
“Kami memiliki tiga prinsip terkait komitmen kami dalam mengedukasi SDM Indonesia. Yang pertama, kami berharap bahwa lewat investasi kami, AWS dapat meningkatkan kompetensi builders dan SDM digital Indonesia,” jelasnya.
Prinsip kedua, pihaknya menyadari pentingnya kedalaman dan kualitas konten yang disajikan.
“Bukan menjadi soal berapa banyak materi yang kami sediakan, melainkan kualitas materi harus menjadi hal yang terutama,” kata dia.
Prinsip ketiga, AWS menyadari pihaknya tidak bisa bekerja sendiri.
“Lewat kerja sama AWS yang akan terus diperluas dengan ekosistem pemangku kepentingan, seperti Dicoding, RMI NU, dan sekolah-sekolah, kami yakin bahwa Indonesia Emas 2045 bisa tercapai,” tandas Gunawan. (Tribunjogja/Ardhike Indah)