Kabupaten Sleman
Digempur Pandemi, Seratusan Jip Wisata Lereng Merapi Terpaksa Dijual Demi Bertahan Hidup
Jumlah armada jip yang tergabung dalam asosiasi ada sekitar 1.200 unit. Sementara ini yang masih eksis ada sekitar 800an unit.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
Di samping menjual kendaraan, Dardiri mengatakan untuk mengisi kekosongan selama wisatawan sepi, teman-temannya banyak yang beralih profesi sementara.
"Ada yang jadi tukang batu, bertani. Semua itu untuk menghidupi keluarga masing-masing," kata dia.
Saat ini PPKM Level 4 di Kabupaten Sleman diperpanjang hingga 23 Agustus.
Dardiri berharap di bulan September nanti, meski PPKM terus diperpanjang, pihaknya diperbolehkan mulai beroperasi.
Protokol kesehatan diakuinya akan dipatuhi dengan ketat.
Baca juga: Cerita Pengemudi Jip Wisata Merapi untuk Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19
Meliputi wajib masker, mencuci tangan, mengecek suhu, dan membatasi penumpang.
Bahkan, Ia menyebut saat ini 92 persen pemandu jip wisata lereng Merapi sudah divaksin.
Sisanya belum divaksin karena kendala penyakit dan belum memungkinkan divaksin.
Nantinya, Ia mengaku akan membuat sticker yang ditempel di tiap armada.
Mana kendaraan yang pemandunya sudah divaksin dan belum.
Apabila belum divaksin maka tidak diperbolehkan membawa wisatawan.
"Harapannya agar wisatawan aman dan nyaman," kata dia.
Ketua Asosiasi Jip Wisata Lereng Merapi wilayah Timur, Bambang Sugeng berharap, Jip wisata di lereng Merapi nantinya bisa segera beroperasi.
Sebab ada banyak warga yang bergantung didalamnya. Lebih kurang sekitar 6.000 Kepala.
"Mulai dari driver, tukang foto, warung hingga pernak-pernik wisata," ujar Bambang.