PPKM Level 4 Mulai Tunjukan Hasil Positif, BOR RS Rujukan di Seluruh Provinsi Turun
PPKM Level 4 Mulai Tunjukan Hasil Positif, BOR RS Rujukan di Seluruh Provinsi Turun
TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 di sejumlah daerah sejak sebulan yang lalu mulai menunjukan hasil positif.
Saat ini, tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) ruang isolasi pasien Covid-19 di seluruh rumah sakit di semua provinsi di Indonesia mulai mengalami penurunan.
Bahkan dari data Kementrian Kesehatan, per 12 Agustus tidak ada rumah sakit yang BOR-nya mencapai 80 persen.
"Hal ini tentunya menggembirakan dan dapat menekan beban sistem pelayanan kesehatan di rumah sakit," kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes Siti Nadia Tarmizi dalam konferensi pers melalui kanal YouTube FMB9, Jumat (13/8/2021) seperti yang dikutip Tribunjogja.com dari Kompas.com.
Namun demikian, saat ini masih ada sejumlah rumah sakit di beberapa provinsi yang tingkat keterisian ruang Intensive Care Unit (ICU)nya di atas 80 persen.
Rumah sakit -rumah sakit rujukan Covid-19 tersebut berada di Bali, Kalimantan Timur, Bangka Belitung, Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Riau.
Baca juga: Ini Dia Syarat DIY Gelar Sekolah, Seluruh Siswa Harus Sudah Divaksin Covid-19
Nadia menambahkan, pelaksanaan PPKM level 4 di Jawa-Bali berhasil menurunkan kasus Covid-19 sehingga status level wilayah mengalami perubahan.
"Di Pulau Jawa, Jawa Barat dan Banten sudah berada di level 3, angka kejadian kasus atau insiden di Jawa-Bali tampak menurun dalam dua minggu terakhir yang berdampak besar pada penurunan insiden kasus nasional," ujarnya.
Meski demikian, Nadia mengatakan, beberapa daerah di luar Jawa-Bali masih mengalami kenaikan kasus.
Oleh karenanya, ia meminta pelaksanaan pemeriksaan (testing) dan pelacakan (tracing) di daerah-daerah ditingkatkan agar kasus Covid-19 terdeteksi lebih awal dan penanganan pasien lebih cepat dilakukan.
"Serta meningkatkan kepatuhan terhadap protokol kesehatan sekaligus mengantisipasi lonjakan kasus yang dapat menekankan sistem kesehatan terutama di luar Jawa dan Bali," pungkasnya. (*)