Sudah Berfungsi, Keterisian Dua Shelter COVID-19 Gunungkidul Disebut Minim

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul kini telah memfungsikan dua shelter untuk pasien COVID-19. Adapun keduanya adalah Wisma Wanagama

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Kurniatul Hidayah
istimewa
Suasana Wisma Wanagama di Kalurahan Banaran, Playen saat peninjauan oleh Bupati Gunungkidul beserta jajaran beberapa waktu lalu. 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul kini telah mengoperasikan dua shelter untuk pasien COVID-19.

Adapun keduanya adalah Wisma Wanagama di Kalurahan Banaran, Playen dan shelter di Petir, Rongkop.

Meski sudah difungsikan, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Gunungkidul Siwi Iriyanti mengungkapkan bahwa keduanya minim pasien.

Padahal dua shelter tersebut mampu menampung masing-masing hingga 50 orang.

Baca juga: Gelandang Barcelona Jadi Rebutan Tiga Klub, Satu dari Serie A dan Dua dari Premier League

"Shelter Petir ditempati 19 pasien, sedangkan di Wisma Wanagama baru 9 orang," kata Siwi pada wartawan, Kamis (05/08/2021).

Ia menjelaskan, minimnya tingkat keterisian shelter lantaran warga enggan menempatinya. Pasalnya, mereka merasa lebih nyaman menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah sendiri. 

Padahal, Siwi menilai pemantauan akan lebih intens jika dilakukan di shelter. Salah satu alasan penggunaan shelter adalah menekan angka kematian yang terjadi pada warga isoman.

"Apalagi kasus kematian isoman ini terbilang banyak, itu sebabnya perlu shelter," jelasnya.

Siwi mengatakan koordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul terus dilakukan terkait optimalisasi shelter. Sebab pihaknya hanya bertugas menyiapkan lokasi penampungan.

Sedangkan untuk data warga yang tengah isoman dan menjalani perawatan ada di Dinkes Gunungkidul. Itu sebabnya koordinasi perlu dilakukan agar penggunaan shelter bisa dimaksimalkan.

"Peran dari petugas medis juga sangat penting untuk itu," kata Siwi.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul Dewi Irawaty membenarkan bahwa Wisma Wanagama kini juga sudah digunakan sebagai shelter. Namun merujuk pada data, isoman tetap mendominasi.

Baca juga: Tawaran Arsenal untuk Boyong James Maddison Ditolak Leicester City

Sebagai contoh, pada Senin (02/08/2021) tercatat hanya 10 dari 2.110 kasus aktif yang menempati shelter. Sedangkan ada 134 kasus menjalani perawatan di rumah sakit (RS) rujukan COVID-19.

"Yang isoman ada 1.966 pasien," kata Dewi.

Lantaran kondisi tersebut, pihaknya kini berupaya meningkatkan pemantauan terhadap pasien isoman. Pemantauan mengandalkan petugas medis dari seluruh puskesmas.

Meski demikian, Dewi juga mengharapkan keaktifan dari warga yang sedang menjalani isoman. Apalagi ia mengakui jumlah tenaga medis juga terbatas untuk memantau seluruh pasien.

"Paling tidak bisa berkomunikasi dengan petugas medis terkait kondisi hingga kebutuhan medisnya," jelasnya. (alx)
 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved