Buruh Tani di Klaten Kembalikan Bansos pada Ganjar Pranowo : Yang Lain Masih Banyak yang Lebih Butuh
Tukul berani mengembalikan bantuan sosial tunai (BST) yang diterimanya, karena telah menerima bantuan dari dana desa.
"Kan menurut aturan undang-undang, katanya satu kepala keluarga dapat satu bantuan saja. Tapi kok di keluarga saya dapat dua. Makanya saya berinisiatif mengembalikan. Mungkin bisa digunakan ke masyarakat yang membutuhkan," tegasnya.
Yoga juga berpesan kepada semua masyarakat yang merasa mampu atau mendapatkan bantuan dobel untuk mengembalikan. Sebab di luar sana, masih banyak orang yang membutuhkan.
"Kalau bisa pemerintah juga memperbaiki data agar bantuan tepat sasaran. Sama yang kaya, jangan rebutan bantuan. Kasihan warga lain, banyak yang kerja sehari untuk makan hari itu. Kalau sekarang tidak kerja karena Covid, mereka tidak makan," ujarnya.
Tak hanya di Klaten, saat cek pembagian BST di Kecamatan Banyudono Boyolali, Ganjar juga menemukan ada warga yang mengembalikan bantuan.
Warga yang mengembalikan itu adalah Dobby Sholeh, seorang perangkat desa di Banyudono.
"Saya kembalikan pak, karena saya merasa tidak berhak. Sebagai aparatur desa, saya seharusnya memastikan warga saya dapat, kok malah saya yang dapat," katanya pada Ganjar.
Ganjar sangat bangga pada warganya yang mau mengembalikan bantuan itu karena memang tidak berhak.
Menurutnya, itu adalah contoh moralitas yang harus menjadi teladan masyarakat lainnya sekaligus menjadi acuan pemerintah untuk melakukan perbaikan data.
"Dari sisi moralitasnya, ini sangat bagus. Ini konkret, mereka datang dengan moralitas bagus, mau mengembalikan karena merasa sudah menerima," katanya.
Baca juga: Bupati Klaten Tegaskan Tak Ada Pemotongan Bansos
Baca juga: BLT Karyawan Swasta Dicairkan Awal Agustus Ini, Berikut Syarat Penerima Bantuan
Banyak orang, lanjut Ganjar, tak memiliki moralitas sebagus empat orang itu.
Bahkan dirinya sendiri melihat, beberapa penerima bantuan yang memakai jam tangan bagus, hanphone bagus dan sepatu bagus.
Ia juga mendapat fakta, ada penerima yang masih bekerja di pabrik dan ada juga yang punya usaha sendiri.
"Jadi ini soal moralitas, ada yang lebih mampu tapi tak berkeinginan mengembalikan. Mohon maaf, dengan segala hormat bapak dan ibu yang hari ini mengembalikan. Meskipun hanya buruh tani, tapi moralitasnya luar biasa. Ini ada juga ibu rumah tangga dan mahasiswa. Dia kritis, karena merasa tidak berhak, ya dikembalikan," terangnya.
Ganjar berharap apa yang dilakukan Tukul, Jannah, Yoga dan Dobby ini menjadi inspirasi banyak orang.
Sebab saat ini, bantuan memang banyak yang tak tepat sasaran, sehingga menimbulkan kecemburuan.