Cerita Karmini, Wanita Paruh Baya Asal Bantul yang Jadi Driver Pasien Covid-19 Sejak 2020

Hidup di dunia harus saling membantu, tolong menolong. Begitulah prinsip yang dipegang Karmini. Dia bukan siapa-siapa. Warga biasa.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
Istimewa
Karmini saat bertugas sebagai driver mengantar pasien dan jenazah dengan protokol covid-19. 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Hidup di dunia harus saling membantu, tolong menolong. Begitulah prinsip yang dipegang Karmini. Dia bukan siapa-siapa. Warga biasa.

Namun kepedulian sosialnya luar biasa. Warga Balong Kidul, Kalurahan Potorono, Kabupaten Bantul ini telah mengorbankan banyak waktunya untuk membantu sesama.

Perempuan 46 tahun ini siaga 24 jam menjadi driver sekaligus rukti bagi jenazah pasien Covid-19

Rutinitas ini sudah dimulai sejak pandemi tahun 2020 silam.

Awal mula ceritanya siang itu, Karmini sedang menggenjot pedal sepeda.

Tiba-tiba handphone-nya berdering, sebuah panggilan masuk dari Dukuh Mertosanan Kulon, Kalurahan Potorono.

Baca juga: Gugus Tugas Covid-19 Kulon Progo Tunggu Keputusan Pemerintah Terkait Kelanjutan PPKM Level 4

Karmini dimintai tolong menjadi driver mengantar satu keluarga gejala demam, batuk, pilek ke rumah sakit lapangan khusus Covid-19 (RSLKC) Bambanglipuro untuk swab.

Saat itu, wabah Covid-19 belum lama diumumkan masuk ke Indonesia. Pembatasan, atau semacam lockdown mini diberlakukan di kampung-kampung.

Kondisi saat itu menakutkan dan mencekam. Seluruh orang was-was dan takut tertular. Begitu juga Karmini. Ia takut tertular namun seakan tidak punya pilihan lain. Ia menyanggupi permintaan itu. Alasannya sangat sederhana. 

"Niat saya hanya ingin membantu. Karena tidak ada driver lagi," kata dia, kepada Tribun Jogja, Senin (2/8/2021).

Dengan memakai alat pelindung diri (APD) lengkap, Karmini mengantar satu keluarga melakukan swab.

Tugas itu diselesaikan dengan baik. Namun belakangan, semua anggota keluarga tersebut dinyatakan positif Covid-19 dan menjadi temuan kasus pertama di Kalurahan Potorono.

Karmini sempat dirundung was-was. Tetapi sejak saat itu, perempuan kelahiran 21 November itu semakin rutin melakukan kerja kemanusiaan. 

Ia rutin mengantar warga maupun pasien yang sedang isolasi mandiri dan membutuhkan layanan kesehatan ke rumah sakit, ikut penyemprotan disinfektan, hingga merukti jenazah pasien Covid-19.

Karmini bercerita, keterlibatan dirinya rukti jenazah dimulai pada Desember tahun 2020. Kala itu, ada warga Potorono yang meninggal dunia saat sedang menjalani isolasi mandiri (isoman).

Di kampungnya, belum ada yang bisa merukti jenazah Covid-19 sehingga meminta bantuan tim rukti dari Kalurahan Baturetno. Karmini ikut mendampingi. 

"Saat itu kan kondisinya mencekam ya. Sedang gawat-gawatnya. Ada yang meninggal Covid, tetangganya tidak ada yang datang. Akhirnya saya yang mencari semua perlengkapan rukti jenazah dan mendampingi tim TRC Baturetno," kata dia. 

Selesai rukti sekitar pukul 17.00 WIB. Jenazah harus dimakamkan hari itu juga. Tidak ada pilihan, Karmini diminta menjadi driver mengantar jenazah ke liang pemakaman. Ia langsung menyanggupi dan ini menjadi pengalaman yang tidak terlupakan hingga kini. 

Prosesi pemakaman disepakati dilangsungkan selepas magrib. Gerimis mengguyur. Karmini kebagian tugas membawa jenazah dengan ambulans menuju liang pemakaman di Banjardadap, Kalurahan Potorono.

Ini merupakan pemakaman baru, akses ke lokasi masih cukup sulit. Saat membawa ambulans ini, Ia hampir saja menabrak barisan tim kubur cepat. Penyebabnya karena jalanan ke lokasi licin dan rem ambulans ternyata dalam. 

"Waktu itu habis hujan rintik-rintik. Nah, ambulans remnya jero. Depan ada tim kubur cepat, saya kaget, hampir saja nabrak," kata Karmini. 

Berjalan waktu, di awal tahun 2021, Ketua pengajian ibu-ibu Jamiatus Sakinah ini mulai berani untuk melakukan rukti jenazah Covid-19.

Sebenarnya, sebelum Covid-19 melanda, Karmini sudah terbiasa melakukan rukti jenazah. Namun rukti jenazah Covid-19 dan jenazah biasa berbeda.

Ia mengaku harus belajar lagi dengan mengikuti pelatihan rukti jenazah Covid-19 melalui zoom dari RSI Semarang. Setelah merasa yakin, Ia mulai berani merukti jenazah Covid-19 hingga sekarang. 

Semua yang dilakukan, baginya adalah panggilan jiwa. Ia sebenarnya takut tertular.

"Tapi prinsipnya adalah prokes, dan saya selalu berdoa," ujar istri Kirgiyanto itu. 

Human Initiative

Seiring dengan kegiatan kemanusiaan yang dilakukan, pada awal tahun 2021, Karmini mendapat bantuan mobil klasik dari Putut Agus, relawan kenalannya yang bertugas di Human Initiative (HI). Mobil rescue itu yang kini menjadi pegangannya. 

Ia mengaku siap mengantarkan warga yang membutuhkan bantuan. Semuanya gratis. Tidak dipungut biaya sepeserpun. Apabila ada yang ingin berdonasi untuk operasional Human Initiative, dirinya mempersilahkan. 

Baca juga: RSCH Klaten Tambah Bed Pasien COVID-19 Sebanyak 50 Persen

"Donasi bisa dikirim ke 1370005086182 atas nama HI DIY," kata Karmini. Ia adalah relawan Independen. Di manapun dan kapanpun, jika memungkinkan mengaku akan selalu siap. 

Namun secara organisasi, saat tugas sebagai driver antar jemput pasien maupun jenazah, Ia tergabung dalam Human Initiative. Ketika merukti Jenazah Covid-19, Ia gabung bersama TRC Abal-abal Baturetno. 

Jangan Anggap Remeh Covid-19

Karmini mengajak masyarakat untuk sadar dan menjaga Protokol Kesehatan. Hal itu harus dilakukan untuk meminimalisir laju penularan.

Ia mengaku sangat jengkel ketika ada orang yang menyebarkan hoaks dan masih menyepelekan Covid-19.

Selain itu, bagi warga yang merasa sedang memiliki gejala, Ia meminta untuk melapor dan swab. 

"Jangan takut. Apalagi sembunyi-sembunyi. Covid-19 ini bukan aib. Lebih baik jujur. Mudah-mudahan Covid-19 ini segera berakhir," kata Ibu dua anak itu. (rif)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved