FEATURE

Ini Cerita Pilu Bilal yang Tertular Virus Corona di Usia Senja

Kisah pilu kematian akibat Covid-19 terus terdengar. Hampir setiap hari, di rumah ibadah terdekat, pasti ada saja pengumuman kematian warga.

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Agus Wahyu
Tribun Jogja/Ardhike
NAPAS TERAKHIR - Evakuasi Bilal saat ditemukan meninggal dunia di becaknya, Senin (19/7/2021). 

Birokrasi bertumpuk dan berlarut-larut membuat Handani bingung. Di satu sisi, ahli waris tak mau membayar dan tidak mau mengurus berkas penyerahan apabila memang tidak mampu untuk memakamkan jenazah.

Di sisi lain, biaya bedah bumi tidak bisa ditanggung Dinas Sosial Kota Yogyakarta lantaran almarhum masih ada KTP dan memiliki ahli waris. “Mau bagaimana lagi, ada aturan dan prosedur seperti itu,” katanya.

Atas nama kemanusiaan, Handani merogoh Rp5 Juta dari kantor pribadinya untuk memakamkan Bilal. Untuk biaya pemulasaraan Covid-19 masih menjadi tanggung jawab pemerintah. Sehingga, Handani tidak membayar ke RSUD Kota Yogyakarta.

Dia tidak tega Bilal sudah berada tiga hari di RS dan tidak bisa dikebumikan apabila tidak ada biaya yang dibayarkan. “Kami cari pemakaman yang mudah, murah, dan cepat. Akhirnya dapat di Karanganyar, Mergangsan. Di sana bersedia dengan biaya Rp5 Juta. Ya, sudah saya iyakan saja. Sudah tiga hari,” jelasnya.

Jasad Bilal pun akhirnya dikebumikan pada Kamis (22/7/2021) pukul 02.00 WIB oleh Tim Kubur Cepat (TKC) BPBD Kota Yogyakarta. “Saya harap, kami semua bisa lebih baik melayani masyarakat. Semoga Pak Bilal bisa diterima di sisi-Nya. Amin,” tandas Handani. (Ardhike Indah)

Selengkapnya baca Tribun Jogja edisi Selasa 27 Juli 2021 halaman 01.

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved