10 Pengusaha di Malioboro Jual Aset, Pemda DIY Masih Tunda Pemulihan Ekonomi

Rencana pemulihan ekonomi di tengah pandemi Covid-19 tertunda lantaran pemerintah masih berjibaku untuk menurunkan kasus positif Covid-19.

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA/ Miftahul Huda
Salah satu toko di Jalan Malioboro dipasangi spanduk untuk dijual, Minggu (25/7/2021) 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Rencana pemulihan ekonomi di tengah pandemi Covid-19 tertunda lantaran pemerintah masih berjibaku untuk menurunkan kasus positif Covid-19.

Hal itu diakui oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DIY Beny Suharsono yang menyatakan jika semua sektor perekonomian di DIY semakin terpuruk akibat pengetatan aktivitas oleh pemerintah.

Dalam rencana pembangunan daerah yang disepakati, seharusnya arah pembangunan tahun 2021 di DIY adalah menuju kepada pembangunan ekonomi.

"Tetapi kami menyadari pandemi ini sangat berdampak kuat. Tahun 2021 upaya pembangunan kami sudah bergeser ke arah pembangunan ekomomi," katanya, kepada Tribun Jogja, Minggu (25/7/2021)

Baca juga: Warung Makan, PKL Boleh Buka dan Makan di Tempat dengan Syarat Ini Selama Perpanjangan PPKM Level 4

Akan tetapi rencana tersebut tersisihkan karena pada awal Juli hingga pertengahan Juli 2021 kali ini tren Covid-19 di DI Yogyakarta terus meningkat.

Sehingga beberapa rencana yang telah disusun terpaksa dihentikan, karena pemerintah masih fokus terhadap sektor kesehatan.

"Jadi 2021 itu memang target pemulihan ekonomi. Beberapa kegiatan sudah dimulai, dan sekarang kesehatan lebih utama," terang dia.

Beny menyadari pertumbuhan ekonomi di DI Yogyakarta saat ini sedang dalam kondisi terpuruk, karena pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) tidak dapat mengoptimalkan produknya.

Selain itu dari sektor perhotelan juga menurutnya sedang kolaps karena tingkat hunian yang rendah.

Terbaru, sebanyak 10 toko di kawasan Jalan Malioboro dijual oleh pemiliknya karena tak sanggup beroperasi di tengah badai pandemi.

"Mengenai itu, Pemda segera menggulirkan bantuan, SK sudah ada. Karena dampak ini ada dua. Pertama dampak karena pandemi, yang kedua dampak karena PPKM Darurat," terang dia.

Jika sebelumnya Pemda DIY berjalan beriringan antara sektor ekonomi dan kesehatan, kali ini Beny menuturkan bahwa fokus utama dalam upaya penanganan pandemi saat ini lebih kepada penanganan kesehatan.

"Karena dampak PPKM Darurat kesembuhan tinggi, tapi kematiannya juga meningkat. Dulu fokus dua-duanya ekonomi dan kesehatan, sekarang hanya kesehatan," terang dia.

Di tengah merosotnya pertumbuhan ekonomi, namun dikatakan olehnya ada beberapa sektor yang justru naik pesat khususnya di wilayah DI Yogyakarta.

Baca juga: Kasad Jenderal Andika Perkasa Berikan 220 Paket Bantuan Bagi Tenaga Kesehatan di RS DKT Yogyakarta

"Pertanian itu justru tumbuh, kemarin sampai 14 persen, kebutuhan listrik juga naik karena banyak yang WFH kan," jelas Beny.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved