Pergeseran Minat Pelancong, BOB Yakini Desa Wisata Jadi Primadona di Masa Depan
Badan Otorita Borobudur (BOB) meyakini, desa wisata bakal menjadi primadona bagi dunia pariwisata di masa depan. Keyakinan muncul, seiring keseriusan
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Badan Otorita Borobudur (BOB) meyakini, desa wisata bakal menjadi primadona bagi dunia pariwisata di masa depan.
Keyakinan muncul, seiring keseriusan para pengelola desa wisata dan pergeseran minat wisatawan, khususnya yang berasal dari perkotaan.
Direktur Destinasi Pariwisata BOB, Agustin Peranginangin, menyampaikan, hal tersebut bukan sekadar tagline semata. Sebab, kerja-kerja pemerintah juga mulai dilakukan ke arah sana.
Baca juga: Polres Gunungkidul Turut Salurkan Bantuan Beras Bagi Warga Terdampak PPKM Darurat
Bahkan, menurutnya, kondisi pandemi tidak akan membuat desa wisata menjadi terbenam.
"Teman-teman desa wisata tidak hanya berdiam diri selama pandemi, mereka terus melakukan inovasi. Kami optimis ya, pariwisata akan bangkit," tandasnya, dalam kegiatan BOB Talk, bekerjasama dengan Tribun Jogja dan digelar secara daring, pada Kamis (22/7/2021) sore.
Angin menuturkan, keyakinan bakal tampilnya desa wisata sebagai primadona diiringi oleh antusiasme para wisatawan dari perkotaan, baik dalam, maupun luar negeri, yang semakin getol memburu atmosfer pedesaan.
Jadi, pelancong tak sekadar hadir untuk berfoto-foto semata.
"Berbeda dengan wisata pedesaan. Sekarang orang mendatangi desa wisata, yang ada atraksi dan amenities. Sehingga, para wisatawan menginap, hidup bersama masyarakat di sana, menikmati budaya dan kuliner," katanya.
Kini, desa wisata di wilayah otoritanya pun mulai menyadari potensi tersebut.
Mereka sudah melihat, bahwasanya gaya hidup pedesaan memiliki daya tarik bagi wisatawan yang berasal dari kota-kota besar dan luar negeri.
Terlebih, fasilitas yang disiapkan tak perlu fantastis.
Bahkan, pemerintah pun mendorong, agar pengelola desa wisata bisa memberikan akomodasi bagi wisatawan dengan menempatkannya di pemukiman warga. Menurutnya, tidak perlu ada sarana televisi, air conditioner, kulkas, dan wifi, karena bukan itu yang dicari wisatawan.
"Homestay yang menyatu dengan penduduk, itu memberi pengalaman baru bagi mereka, dimana wisatawan bisa ikut memasak di pawon dengan kayu bakar dan tidur di kamar sederhana khas pedesaan," terang Angin.
"Pengembangan desa wisata itu bukan membawa atraaksi dari luar sana untuk diterapkan di desa. Tapi, kekhasan yang dimiliki desa yang ditonjolkan," lanjutnya.
Ia menjelaskan, desa wisata di DI Yogyakarta, maupun Jawa Tengah, memiliki potensi luar biasa. Seandainya digarap dengan sungguh-sungguh, bukan tidak mungkin, bakal menjadi destinasi unggulan di masa depan. Karenanya, ia pun mendorong kreativitas pelaku desa wisata.
Baca juga: Pembagian Pot dan Jadwal Drawing Piala AFF 2021, Ini Daftar Negara Calon Lawan Timnas Indonesia