Kisah Inspiratif

Terdampak PPKM Darurat, Janda 3 Anak di Yogya Bertahan Hidup dari Uang Takziah Sepeninggal Suami

Selepas kepergian suaminya, Siti Kusmiati harus mengurus dagangannya sekaligus bekerja sebagai petugas kebersihan.

Penulis: Taufiq Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Taufiq Syarifudin
Siti Kusmiati 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dampak penetapan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa-Bali kali ini benar-benar dirasakan oleh Siti Kusmiati.

Siti adalah seorang ibu tiga orang anak yang baru saja kehilangan suaminya satu bulan silam, akibat penyakit yang dideritanya sejak lama.

Kini Kus panggilan akrabnya menjadi satu-satunya tulang punggung keluarga untuk menghidupi kedua anaknya, Egi yang duduk di bangku SMA, Fahmi yang masih berada di SD, sedang kan anak pertamanya Dian sudah ikut suaminya.

Pekerjaan yang ditekuni Kus saat ini adalah berdagang mie ayam dan angkringan di kawasan Gereja Kristen Jawa (GKJ), Samirono, Kota Yogyakarta.

Baca juga: Pelaku Wisata di Bantul Pasrah, Jika PPKM Darurat Diperpanjang

Selain itu dalam satu pekan ia juga akan pergi menjadi pekerja lepas tenaga kebersihan di beberapa indekos yang ada di kawasan itu juga.

Namun kali ini bebannya benar-benar bertambah selepas kepergian suaminya, karena harus penuh mengurus dagangannya sekaligus bekerja sebagai petugas kebersihan.

Semasa PPKM Darurat berlangsung, Kus semakin kesulitan untuk hanya bisa berdagang.

Pekan ini, Kus sudah dua hari tidak menjajakan mie ayam, tiada lain sebabnya karena tidak ada satupun pembeli yang singgah.

"Mau buka pun tetap tidak ada yang beli, apalagi jalan masuk ke daerah GKJ ditutup," katanya sambil membetulkan masker yang baru saja dikenakannya.

Lantas kenapa Kus masih membuka usahanya walau tahu tidak akan ada pembeli?

Baca juga: Terdampak PPKM Darurat, Hotel dan Restoran di Bantul Mati Suri 

Ia pun menjawab dengan suara yang sedikit lebih lirih.

Katanya jika hanya berdiam di rumah, ia hanya akan teringat sang suami.

"Kalau di rumah malah suka nangis, jadi mending ke warung aja sambil lihat orang lewat, ada aktivitas," ucap Kus lirih.

Lalu, bagaimana dengan nasib bahan baku yang tidak laku?

Kus menyebut bahan baku yang tidak laku seperti mie, akan ia simpan lebih dulu di lemari es.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved