Wabah Virus Corona

Perhatikan, Ini Hal Penting yang Harus Selalu Dicek Pasien Covid-19 yang Isolasi Mandiri

Saat menjalani isolasi mandiri, kondisi pasien Covid-19 harus terus dipantau. Perhatikan setiap gejala yang dialami dan cek kondisinya secara berkala.

Editor: Rina Eviana
KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO
Pasien orang tanpa gejala (OTG) dan pasien reaktif hasil rapid test Covid-19 melakukan senam pagi bersama relawan dan tenaga medis di Rumah Singgah Karantina Covid-19, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (27/5/2020). Rumah Singgah Karantina Covid-19 ini merawat 33 pasien OTG Covid-19 dan 12 orang reaktif hasil rapid test. 

Tribunjogja.com - Situasi pandemi Covid-19 di Indonesia hingga kini masih belum membaik. Jumlah kasus harian masih di atas 50 ribu orang dalam sehari dalam beberapa hari berturut-turut.

Lonjakan jumlah kasus baru Covid-19 ini otomatis menyebabkan fasilitas kesehatan kewalahan. Banyak rumah sakit yang mulai kehabisan ruang perawatan pasien.

Maka bagi pasien positif Covid-19 yang bergejala ringan maupun tanpa gejala diwajibkan untuk menjalani isolasi mandiri di rumah.

Ilustrasi Isolasi Mandiri
Ilustrasi Isolasi Mandiri (Shutterstock)

Isolasi mandiri ini dilakukan agar orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 tidak menularkan virus pada orang-orang yang sehat di sekitarnya.

dr. Nila Kartika Ratna, Sp.P, dokter spesialis paru, mengatakan bahwa orang yang positif Covid-19 dan memaksa untuk tetap beraktivitas sangat berisiko menularkan penyakit.

“Tapi, kalau kita isolasi mandiri, kita memutus rantai penularan tersebut,” ujar dr. Nila dalam webinar edukasi bertajuk “Manajemen Karantina atau Isolasi Mandiri di Rumah dan Peran Nutrisi, Suplemen Vitamin – Mineral, Herbal, serta Laihan Pernapasan”, Sabtu, 17 Juli 2021dilansir dari Kompas.com.

Saat menjalani isolasi mandiri, kondisi pasien Covid-19 harus terus dipantau. Perhatikan setiap gejala yang dialami dan cek kondisinya secara berkala.

Menurut dr. Nila, jika seseorang mengalami gejala demam, batuk, nyeri tenggorokan, ia masih termasuk bergejala ringan.

Baca juga: Selain Berjemur, Inilah Makanan dan Minuman Sumber Vitamin D Tinggi yang Mudah Didapat

Ketika pasien Covid-19 sudah mengalami gejala sesak napas atau saturasi oksigennya rendah, ia termasuk dalam kelompok gejala serius yang harus segera mendapatkan penanganan.

Di sisi lain, dr. Nila menyarankan beberapa hal dari pasien Covid-19 yang sebaiknya diperiksa secara berkala.

Ilustrasi saturasi oksigen
Ilustrasi saturasi oksigen (Shutterstock)

“Sebenarnya ada cek nadi, tekanan darah, cek suhu tubuh, napas, dan saturasi. Dari sekian banyak ini, yang mana sih yang paling penting? Menurut saya, yang paling penting adalah mengecek saturasi dan napas,” jelasnya.

“Kalau misalnya, saturasinya di bawah 93 berarti menunjukkan gejala berat. Kalau masih di atas 90, kan normalnya ini 95-99, sudah ada sesak, itu masuk dalam gejala sedang,” lanjut dr. Nila.

Baca juga: Inilah Perbedaan Gejala Covid-19 Varian Delta dengan Varian Lainnya

Penyakit Covid-19 dengan berbagai tingkatan gejalanya ini harus diwaspadai, mengingat kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia yang belum juga membaik.

dr. Nila pun mengingatkan masyarakat bahwa saat ini angka kasus positif Covid-19 di Indonesia masih terus naik, meski saat ini pemerintah tengah menerapkan kebijakan PPKM Darurat di wilayah Jawa dan Bali.

“Hari ini kita sudah mencapai angka 2.780.803 terkonfirmasi dan kasus aktifnya 504.915. Walaupun kasus yang sembuh 2.20.491, kita perlu melihat juga ternyata kasus yang meninggal juga banyak, 71.397,” papar dr. Nila.

Untuk mencegah kenaikan kasus Covid-19, selain disiplin menerapkan protokol kesehatan, masyarakat juga harus membentengi diri dengan vaksinasi Covid-19 sehingga risiko sakit parah akibat penyakit ini dapat diminimalisasi.(*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved