Jelang Idul Adha, Polda Metro Jaya Imbau Warga Jakarta Tak Nekat Mudik, Ini Alasannya

Jelang Idul Adha, Polda Metro Jaya Imbau Warga Jakarta Tak Nekat Mudik, Ini Alasannya

Editor: Hari Susmayanti
KOMPAS.com/ BONFILIO MAHENDRA WAHANAPUTRA LADJAR
Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo di RS Petukangan, Jakarta Selatan, Jumat (21/2/2020) 

TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - Umat muslim di seluruh dunia akan kembali merayakan Idul Adha dalam beberapa hari kedepan.

Perayaan Idul Adha tahun ini masih berlangsung dalam masa pandemi covid-19.

Momen perayaan Idul Adha biasanya dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat untuk pulang kampung.

Namun di masa pandemi ini, pemerintah mengimbau kepada warga untuk tidak mudik terlebih dahulu.

Sebab, saat ini angka penularan Covid-19 di Tanah Air masih sangat tinggi sehingga mudil Idul Adha dikhawatirkan akan menambah para kasus penularan virus corona tersebut.

Imbauan pun juga disampaikan oleh jajaran kepolisian.

Polda Metro Jaya mengeluarkan imbauan agara warga Jakarta tidak nekat mudik untuk merayakan Idul Adha.

Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo menjelaskan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Ditrektorat Lalu Lintas Polda Jawa Tengah dalam mengantisipasi pemudik pada Hari Raya Idul Adha 2021.

"Saya dapat titipan dari Bapak Dirlantas Jawa Tengah bahwa mulai Jumat tanggal 16 sampai tanggal 22, ada 27 pintu exit tol di Jawa Tengah yang ditutup dan dilakukan penyekatan," ujar Sambodo kepada wartawan, Selasa (14/7/2021)seperti yang dikutip Tribunjogja.com dari Kompas.com.

Sambodo mengatakan, penyekatan dan penutupan exit tol dilakukan karena dikhawatirkan banyaknya masyarakat yang nekat mudik pada Lebaran Haji mendatang.

"Karena apa? Banyak juga masyarakat Jakarta yang akan berangkat ke Jawa Tengah, terutama ini juga bagian dari antisipasi untuk orang-orang yang mencoba untuk mudik atau berpergian pada masa Idul Adha," ucap Sambodo.

Sambodo mengatakan, upaya menekan laju kasus Covid-19 bukan hanya dilakukan oleh anggota Polda Metro Jaya saja, melainkan seluruh Polri dan TNI di Indonesia.

Pasalnya, sejauh ini angka kasus Covid-19 terus mengalami peningkatan setiap harinya di Indonesia, termasuk Jakarta.

"Kita tahu angka kemarin di Indonesia 47.000 ini sudah rekor. Di Jakarta masih 13.000, 12.000 (kasus Covid-13) ini juga masih cukup tinggi. Yang harus dipahami bahwa virus ini adalah inangnya manusia, jadi kalau manusianya masih jalan-jalan, virusnya juga masih jalan-jalan," ucap Sambodo.

Baca juga: Minim Dukungan, Legislatif Desak Pemkot Yogya Support Kebutuhan Relawan Covid-19 di Wilayah

Baca juga: Update Covid-19 di DI Yogyakarta 14 Juli 2021, Tambah 2.350 Kasus, 65 Meninggal

Daftar 27 Exit Tol yang Ditutup

Kendaraan dari arah Jakarta dan Jawa Timur tidak akan bisa masuk wilayah Jawa Tengah melalui tol di wilayah Jateng mulai 16 - 22 Juli 2021.

Pasalnya, 27 exit tol di Jawa Tengah ditutup pada rentang waktu dan tanggal tersebut. 

Penutupan 27 exit di Jawa Tengah itu dimaksudkan untuk mengurangi mobilitas selama PPKM darurat.

Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol M Iqbal Al-Qudusy kepada wartawan, Selasa (13/7/2021), memberikan penjelasan mengenai penutupan 27 exit tol di Jateng tersebut. 

Berikut daftar 27 exit tol di Jawa Tengah yang ditutup pada 16-22 Juli 2021, dikutip Tribun Jogja dari laman kompas.com.

1. Pejagan Brebes KM 429

2. Brebes Barat KM 262

3. Brexit Brebes Timur KM 268

4. Adiwerna Tegak Slawi KM 278

5. Gandulan Pemalang KM 312

6. Pekalongan KM 342

7. Kandeman Batang KM 348

8. Weleri Kendal KM 384

9. Pegandon Kendal KM 396

10. Kaliwungu Kendal KM 409

11. Krapyak Semarang KM 000

12 Tembalang Kota Semarang KM 11+800

13. Banyumanik Kota Semarang KM 421

14. Kaligawe Kota Semarang KM 18

15. Gayamsari Kota Semarang KM 13+800

16. Jatingaleh Kota Semarang KM 6+800

17. Srondol Kota Semarang KM 14

18. Ungaran Kabupaten Semarang KM 430

19. Bawen Kabupaten Semarang KM 444

20. Tingkir Kota Salatiga KM 460

21. Sragen KM 527

22. Kemiri Karanganyar KM 513

23. Gondangrejo KM 506

24. Ngemplak Surakarta KM 503

25. Colomadu Surakarta KM 492.600

26. Boyolali KM 484

27. Bandara Adi Soemarmo

Menurut  Kombes Pol M Iqbal Al-Qudusy, adanya penutupan exit tol tersebut praktis seluruh kendaraan dari arah Jakarta dan Jawa Timur tidak bisa masuk ke wilayah Jateng.

"Seluruh akses masuk Jateng ditutup, termasuk 27 exit tol akan kami tutup total mulai tanggal 16 sampai dengan tanggal 22 Juli," kata Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol M Iqbal Al-Qudusy kepada wartawan, Selasa (13/7/2021).

"Kami imbau untuk masyarakat agar tetap di rumah saja. Ini penting karena untuk menyelamatkan seluruh warga dari bahaya virus corona," ucapnya.

Polisi juga menyiapkan 224 titik pos pemeriksaan di 35 kabupaten/kota di Jateng, selain penutupan 27 exit tol tersebut.

"244 titik penyekatan itu di semua wilayah Jateng. Semua kabupaten/kota," ujarnya.

Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi sebelumnya sudah menyampaikan total ada 27 pintu keluar tol di Jateng yang ditutup.

Selain penutupan exit tol juga dilakukan pengetatan penyekatan di 224 titik.

"Kendaraan yang diizinkan melintas hanya yang berkaitan dengan sektor esensial dan kritikal sesuai Permendagri Nomor 15 Tahun 2021 tentang PPKM Darurat," katanya di Pendopo Rumah Dinas Bupati Semarang, Selasa (22/7/2021).

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, penutupan exit tol di Jawa Tengah bertujuan untuk mengurangi mobilitas masyarakat, dilansir Tribun Jogja dari kompas.com.

Dengan cara tol ditutup, harapannya dapat menurunkan angka kasus Covid-19 di Jawa Tengah.

"Intinya sebenarnya kita kurangi (mobilitas). Sebenarnya saya tidak suka bicara ini kok menjadi restriktif sekali. Faktanya begini, peningkatan (Covid-19) kok masih tinggi, faktanya varian kita sudah tahu delta, faktanya orang kok masih cuek gitu, padahal kalau kita tahu ngurus oksigen saja sudah kayak begini," kata Ganjar kepada wartawan, Selasa (13/7/2021).

Secara teknis, menurut Ganjar, pengetatan di pintu exit tol akan dilakukan oleh jajaran Polda Jawa Tengah.

"Tadi sudah saya sampaikan agar dikelola, pasti kepolisian yang paling paham soal ini. Saya serahkan pada Pak Kapolda, sudah lapor ke saya untuk melakukan pengetatan-pengetatan itu," ujarnya.

Pengetatan tersebut diharapkan dapat dilaksanakan dengan memperhatikan beberapa hal supaya tidak terjadi kepadatan.

"Saya minta perhitungan dua hal. Satu, kalau itu ditutup kira-kira mereka akan tidak berangkat, dia tetap stay, tidak pergi, atau tetap pergi. Kalau tetap pergi dia akan cari jalan lain. Maka kemarin Grobogan komplain, Pak ini ditutup kemudian masuk ke tempat kami. Ini mesti diantisipasi sehingga kalau ditutup mereka lewat mana, mesti kita perhatikan," ucapnya.

Menurut Ganjar, hanya kendaraan yang memenuhi persyaratan tertentu yang diperbolehkan masuk ke Jawa Tengah.

"Karena masih ada yang (boleh) lewat. Kan untuk transportasi masih boleh lewat berkaitan dengan obat, makanan dan logistik masih boleh," katanya.

Ia berharap masyarakat dapat mendukung upaya pengurangan mobilitas selama PPKM Darurat di Jawa Tengah.

Pasalnya, kalau itu tidak dilakukan penutupan, penularan akan semakin meluas sehingga membuat rumah sakit menjadi penuh.

"Maka tolong masyarakat tolong betul kalau anda tidak 'bergerak', Insya Allah anda akan terlindungi. Kalau anda terlindungi anda tidak akan pergi ke rumah sakit. Kalau semua tidak terlindungi dan sakit akhirnya pergi ke rumah sakit maka rumah sakit sudah penuh, orang akan marah-marah soal ambulans, soal tempat tidur, soal oksigen. Dan semua marah itu tidak kita lakukan kalau kita yang mencegah," tegasnya.

Disebutkan, penutupan rencananya akan dilakukan di 27 pintu exit tol di Jawa Tengah dan penyekatan di 244 titik. (*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved