Miris, Pontang-panting Cari RS Rujukan Covid-19, Warga Gunungkidul Akhirnya Meninggal di Parkiran

Miris, Pontang-panting Cari RS Rujukan Covid-19, Warga Gunungkidul Akhirnya Meninggal di Parkiran

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Hari Susmayanti
Dok. Posduk BPBD DIY.
Proses pemulasaraan jenazah terkonfirmasi Covid-19 di posduk BPBD DIY 

Setelah 4 jam berlalu, problem itu belum terpecahkan. Jenazah perempuan itu masih di dalam mobil. Tepatnya di jok belakang mobil yang dikendarai sang suami.

" Setelah 4 jam, sekitar pukul 02.00 dini hari problem belum selesai. Jenazah masih di dalam mobil. Gak enak kan, kalau berlarut di situ banyak orang malah jadi ramai," ujarnya.

Setelah menanti cukup lama, akhirnya pihak kepolisian datang bersama bantuan dari Palang Merah Indonesia (PMI).

Akhirnya jenazah kemudian dibawa ke zona dekontaminasi untuk proses pemulasaraan jenazah yang terkonfirmasi positif Covid-19 itu.

Berikut Kronologis lengkap tahap demi tahap tim Posduk Satgas Covid-19 DIY melakukan penanganan terhadap jenazah pasien Covid-19 di parkiran RSU Veteran Patmasuri :

  • Pukul 02.08 WIB jenazah dibawa ke zona dekon BPBD DIY dengan Menggunakan Ambulan PMI Bantul untuk di lakukakn pemulasaran
  • Pukul 03.00 WIB jenazah tiba zona dekontaminasi
  • Pukul 03.30 Wib rukti jenazah
  • Pukul 04.18 WIB selesai peruktian jenazah
  • Pukul 05.45 WIB membawa jenazah ke pemakaman
  • Pukul 06.08 WIB tim sampai ke pemakaman
  • Pukul 06.12 WIB tim kembali ke BPBD
  • Pukul 06.31 WIB Tim sampai zona dekontaminasi.

"Saat itu tim PMI mau bantu bawa. Dari kepolisian juga sudah datang, akhirnya meski kami tidak melakukan pemulasaraan, akan tetapi melihat dinamika saat ini ya diputuskan jenazah kami bawa ke posduk BPBD DIY untuk pemulasaraan," jelas dia.

Sempat Kesulitan Mencari Kain Kafan

Proses pemulasaran dan dekontaminasi sudah dilakukan, namun tim Posduk Satgas Covid-19 DIY terkendala dengan kebutuhan untuk jenazah terkonfirmasi positif Covid-19.

Saat itu di posduk BPBD DIY hanya tersedia kantung jenazah. Peti dan kain kafan untuk jenazah kebetulan tidak tersedia.

Dari pihak dukuh menginformasikan akan menyiapkan kain kafan beserta peti mati untuk jenazah dan segera dikirim pagi itu juga.

Tiba-tiba di tengah jalan kepala dukuh mengabarkan jika dirinya kesulitan mencari kain kafan.

"Di jalan ngabari kalau petinya kain kafan. Kami putuskan hubungi ke RS PKU Kota Yogyakarta. Di sana ada. Dan saat bersamaan pak dukuh ngabari juga kalau sudah dapat, ya sudah langsung ke markas. Dan jenazah kami bawa ke Gunung Kidul habis subuh," terang dia.

Dari hasil tes yang ada, perempuan yang meninggal itu diduga memiliki penyakit penyerta Diabetes.

"Hasil tes itu gulanya tinggi. Kondisi dropnya itu ternyata gulanya tinggi 700 kalau gak salah," urainya.

Masih kata Pristiawan, keluarga pasien sempat mencari rumah sakit di wilayah Gunung Kidul. 

Namun karena kesulitan, akhirnya dibawa ke Kota Yogyakarta dan ke RS PKU Bantul. Sayangnya kondisi dua rumah sakit itu juga penuh pasien. (Tribunjogja/Miftahul Huda)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved