Miris, Pontang-panting Cari RS Rujukan Covid-19, Warga Gunungkidul Akhirnya Meninggal di Parkiran

Miris, Pontang-panting Cari RS Rujukan Covid-19, Warga Gunungkidul Akhirnya Meninggal di Parkiran

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Hari Susmayanti
Dok. Posduk BPBD DIY.
Proses pemulasaraan jenazah terkonfirmasi Covid-19 di posduk BPBD DIY 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Nasib nahas menimpa H (48) warga Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul.

Perempuan paruh baya tersebut meninggal di dalam mobil setelah pontang-panting mencari rumah sakit rujukan Covid-19.

Namun sebelum mendapatkan rumah sakit rujukan untuk perawatan, wanita tersebut akhirnya meninggal dunia di dalam mobil saat berada di parkiran RSU Veteran Patmasuri, Bantul.

Informasi yang dihimpun Tribun Jogja, H meninggal dunia pada Kamis (8/7/2021) malam sekitar pukul 22.30 di dalam mobil dan disaksikan oleh suami serta saudaranya, di parkiran RSU Veteran Patmasuri karena kritis setelah dinyatakan positif Covid-19 melalui swab antigen.

Komandan Posko Dukungan (Posduk) Operasi Satgas Covid-19 DIY Pristiawan Buntoro mengatakan, tim jaga di Posduk Satgas Covid-19 DIY menerima informasi adanya orang meninggal dunia di dalam mobil sekitar pukul 22.30 Wib. 

Setelah dipastikan oleh petugas piket, diketahui orang tersebut meninggal dunia dalam proses mencari rumah sakit. 

"Jadi kami dihubungi malam. Setelah kami bertemu keluarganya, dijelaskan bahwa orang meninggal ini semula sehat, kemudian merasa tidak enak badan dan mau dibawa ke rumah sakit," katanya, kepada Tribun Jogja, Jumat (9/7/2021).

Pristiawan menduga bahwa pihak keluarga belum mengetahui jika kondisi di rumah sakit baik itu di Kota Yogyakarta dan Bantul semuanya penuh.

"Itu dibawa turun dari Patuk ke Kota. Mungkin gak tahu kondisi di Kota juga rumah sakit penuh," ungkapnya.

Meski pihak keluarga tidak menyebutkan secara rinci, namun Pristiawan memastikan bahwa keluarga pasien meninggal sudah mendatangi empat rumah sakit.

Di antaranya Rumah Sakit PKU Muhamadiyah Bantul, RSUD Kota Yogyakarta, serta dua sisanya merupakan rumah sakit kecil di Kota Yogyakarta.

"Pihak keluarga tidak menjelaskan secara pasti, yang jelas ada empat rumah sakit itu RS PKU Bantul, RSUD Kota dan dua itu rumah sakit kecil," ujar pria yang sekaligus komandan TRC BPBD DIY itu.

Ia menjelaskan, pihak keluarga sudah berusaha maksimal untuk mencari rumah sakit agar H bisa selamatkan.

Dijelaskan oleh Pristiawan, awalnya pasien tersebut dibawa pihak keluarga ke RSU PKU Bantul.

Namun, melihat antrean pasien yang begitu banyak, keluarga kemudian memilih untuk membawa pasien untuk mencari tempat tes swab antigen sembari mencari rumah sakit yang dapat menerima pasien saat itu juga, tanpa antrean yang panjang.

"Mulai RS PKU Bantul kan penuh. Termasuk salah satunya belum dites. Nah, dia nemu klinik di daerah Krapyak, mobilnya berhenti dan mereka swab antigen di klinik tersebut. Karena beberapa RS didatangi syaratnya harus swab antigen," terang dia.

Setelah dari klinik Krapyak dan hasil tes menunjukkan positif Covid-19, keadaan pasien malah memburuk.

Lalu pihak keluarga membawa ke rumah sakit terdekat, dan mobil yang dikendarai suami pasien itu berhenti di halaman parkir RSU Veteran Patmasuri.

"Mobil itu berhenti diparkiran. Tapi kan sekarang RSU Patmasuri dijadikan shelter. Saat meminta tolong perawat untuk menurunkan dari mobil, ternyata perempuan itu sudah meninggal," jelas Pristiawan.

Setelah itu, kepala dukuh tempat korban tinggal menghubungi Posduk Satgas Covid-19.

Tak berselang lama anggota Posduk memastikan kondisi perempuan yang meninggal dunia di dalam mobil itu.

Setelah dipastikan meninggal, tim Posduk Satgas Covid-19 DIY masih berusaha mencari rumah sakit supaya jenazah positif Covid-19 itu ditangani terlebih dahulu oleh pihak rumah sakit.

Mereka menghubungi sejumlah rumah sakit yang mampu menangani pemulasaraan jenazah infeksius Covid-19.

Akhirnya tim Posduk Satgas Covid-19 DIY mendapatkan informasi di RS PKU Bantul bisa menangani pemulasaraan jenazah namun harus antre sampai pagi.

"Saat itu antrean di RS PKU Bantul sampai pagi. Kami tanya bisa gak sampai pagi kami tunggu, karena paling tidak jenazah dititipkan dulu lah di rumah sakit. Biar gak di dalam mobil. Karena pihak shelter RSU Veteran Patmasuri teriak-teriak mulu. Bagaimana ini," ungkap dia.

Baca juga: BREAKING NEWS : Positif Covid-19, Warga Tangerang Ditemukan Meninggal Saat Isoman di Kulon Progo

Jenazah Tertahan di Parkiran Selama 4 Jam

Persoalan yang dihadapi di lapangan, membawa jenazah tak semudah yang dibayangkan.

Pristiawan dan anggotanya harus menunggu pihak kepolisian untuk mengawal dan memastikan jika jenazah itu meninggal dunia karena kritis.

Akibatnya, jenazah perempuan asal Gunung Kidul itu harus tertahan di dalam mobil yang terparkir di halaman parkir RSU Veteran Patmasuri sekitar 4 jam lamanya.

"Untuk membawa janazah ini kami butuh mendapat pengawalan polisi. Kami hubungi Polsek terdekat," ujarnya.

Setelah 4 jam berlalu, problem itu belum terpecahkan. Jenazah perempuan itu masih di dalam mobil. Tepatnya di jok belakang mobil yang dikendarai sang suami.

" Setelah 4 jam, sekitar pukul 02.00 dini hari problem belum selesai. Jenazah masih di dalam mobil. Gak enak kan, kalau berlarut di situ banyak orang malah jadi ramai," ujarnya.

Setelah menanti cukup lama, akhirnya pihak kepolisian datang bersama bantuan dari Palang Merah Indonesia (PMI).

Akhirnya jenazah kemudian dibawa ke zona dekontaminasi untuk proses pemulasaraan jenazah yang terkonfirmasi positif Covid-19 itu.

Berikut Kronologis lengkap tahap demi tahap tim Posduk Satgas Covid-19 DIY melakukan penanganan terhadap jenazah pasien Covid-19 di parkiran RSU Veteran Patmasuri :

  • Pukul 02.08 WIB jenazah dibawa ke zona dekon BPBD DIY dengan Menggunakan Ambulan PMI Bantul untuk di lakukakn pemulasaran
  • Pukul 03.00 WIB jenazah tiba zona dekontaminasi
  • Pukul 03.30 Wib rukti jenazah
  • Pukul 04.18 WIB selesai peruktian jenazah
  • Pukul 05.45 WIB membawa jenazah ke pemakaman
  • Pukul 06.08 WIB tim sampai ke pemakaman
  • Pukul 06.12 WIB tim kembali ke BPBD
  • Pukul 06.31 WIB Tim sampai zona dekontaminasi.

"Saat itu tim PMI mau bantu bawa. Dari kepolisian juga sudah datang, akhirnya meski kami tidak melakukan pemulasaraan, akan tetapi melihat dinamika saat ini ya diputuskan jenazah kami bawa ke posduk BPBD DIY untuk pemulasaraan," jelas dia.

Sempat Kesulitan Mencari Kain Kafan

Proses pemulasaran dan dekontaminasi sudah dilakukan, namun tim Posduk Satgas Covid-19 DIY terkendala dengan kebutuhan untuk jenazah terkonfirmasi positif Covid-19.

Saat itu di posduk BPBD DIY hanya tersedia kantung jenazah. Peti dan kain kafan untuk jenazah kebetulan tidak tersedia.

Dari pihak dukuh menginformasikan akan menyiapkan kain kafan beserta peti mati untuk jenazah dan segera dikirim pagi itu juga.

Tiba-tiba di tengah jalan kepala dukuh mengabarkan jika dirinya kesulitan mencari kain kafan.

"Di jalan ngabari kalau petinya kain kafan. Kami putuskan hubungi ke RS PKU Kota Yogyakarta. Di sana ada. Dan saat bersamaan pak dukuh ngabari juga kalau sudah dapat, ya sudah langsung ke markas. Dan jenazah kami bawa ke Gunung Kidul habis subuh," terang dia.

Dari hasil tes yang ada, perempuan yang meninggal itu diduga memiliki penyakit penyerta Diabetes.

"Hasil tes itu gulanya tinggi. Kondisi dropnya itu ternyata gulanya tinggi 700 kalau gak salah," urainya.

Masih kata Pristiawan, keluarga pasien sempat mencari rumah sakit di wilayah Gunung Kidul. 

Namun karena kesulitan, akhirnya dibawa ke Kota Yogyakarta dan ke RS PKU Bantul. Sayangnya kondisi dua rumah sakit itu juga penuh pasien. (Tribunjogja/Miftahul Huda)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved