PENTING! Ini Penjelasan Lengkap Dokter Kapan Sebaiknya Seseorang Harus Swab Antigen dan PCR Covid-19

Kapan sebaiknya seseorang bergejala atau tak bergejala namun kontak erat dengan seseorang yang dinyatakan positif Covid harus swab antigen atau PCR

Editor: Rina Eviana
Shutterstock
Ilustrasi alat tes Covid-19 

Tribunjogja.com - Sejak kasus Covid-19 di Indonesia kembali meroket, banyak warga yang melakukan swab antigen maupun PCR di tempat layanan kesehatan.

Masyarakat yang merasa punya gejala atau kontak erat dengan pasien yang dinyatakan positif Covid-19 banyak yang melakukan tes swab antigen maupun PCR.

Namun, masih banyak yang bingung kapan sebaiknya seseorang yang bergejala atau tak bergejala namun kontak erat dengan seseorang yang dinyatakan positif Covid-19 harus melakukan tes antigen atau PCR.

Salah satu warga tengah menjalani pengambilan swab oleh petugas di Balai Pedukuhan Nogosari I, Bandung, Playen, Gunungkidul pada Rabu (09/06/2021).
Salah satu warga tengah menjalani pengambilan swab oleh petugas di Balai Pedukuhan Nogosari I, Bandung, Playen, Gunungkidul pada Rabu (09/06/2021). (TRIBUNJOGJA.COM / Alexander Ermando)

Tes Covid-19 penting dilakukan untuk mendeteksi infeksi Virus Corona pada orang yang merasakan gejala Covid-19, atau melakukan kontak erat dengan orang yang positif Covid-19.

Tes antigen dapat mendeteksi protein spesifik dari Virus Corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

Sementara tes PCR mampu mendeteksi materi genetik Virus Corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

Simak penjelasan dokter terkait prinsip pemeriksaan Covid-19 dengan antigen dan PCR serta kapan sebaiknya tes antigen dan PCR berikut.

Baca juga: CATAT! Inilah Gejala-gejala Covid Varian Delta pada Anak Muda, Orang Dewasa Hingga Anak-anak

Prinsip pemeriksaan Covid-19 dengan antigen dan PCR

Dilansir dari Kompas.com, ahli patologi klinik dari Universitas Sebelas Maret (UNS), dr. Tonang Dwi Ardyanto, Sp.PK, PhD, FISQua menjelaskan, pemeriksaan Covid-19 paling baik dilakukan saat virus sudah terdeteksi.

“Tes bisa mendeteksi virus saat jumlahnya melebihi limit of detection atau LoD [ambang batas deteksi]. Bila masih di bawah LoD, maka tes tidak bisa mendeteksi penyakit walaupun ada virusnya,” jelas Tonang, kepada Kompas.com, Jumat (25/6/2021).

Lebih lanjut Tonang menyampaikan, LoD tes PCR lebih rendah ketimbang LoD tes antigen.

Di awal infeksi, PCR rata-rata mulai dapat mendeteksi penyakit pada hari ketiga setelah kontak dengan biang Covid-19.

Sedangkan tes antigen rata-rata mulai terdeteksi beberapa jam sampai satu hari setelah PCR mulai terdeteksi, atau 3-4 hari setelah kontak dengan virus corona.

Sementara itu, gejala Covid-19 rata-rata mulai muncul pada hari kelima. Saat itu, juga jumlah virus mencapai puncaknya.

“Maka pada hari ke 5-7 itulah akurasi PCR paling tinggi. Saat itu juga, tes antigen sangat akurat,” jelas Tonang.

Setelah mencapai jumlah puncaknya, jumlah virus akan menurun. Ketika mencapai ambang batas LoD antigen, maka hasil tes Covid-19 negatif. Biasanya terjadi sekitar 5-7 hari setelah gejala.

Namun, saat jumlah virus masih berada di atas kisaran ambang batas LoD PCR, hasil tes Covid-19 masih positif.

Rata-rata PCR menunjukkan positif Covid-19 antara 17-21 hari sejak terjadi infeksi virus corona.

Kendati begitu, di beberapa kasus yang jarang terjadi, ada juga PCR yang hasil tes positif Covid-19 cukup lama (lebih dari 21 hari sejak terinfeksi).

Kapan sebaiknya tes antigen atau PCR Covid-19?

Ilustrasi alat rapid test antigen
Ilustrasi alat rapid test antigen (dok.istimewa)

Dokter Tonang menyebutkan tes antigen atau PCR untuk pemeriksaan Covid-19 perlu disesuaikan dengan kondisi seseorang.

Pertama, untuk kondisi kontak erat Covid tapi tanpa gejala atau timbul gejala ringan. Kedua, untuk orang yang merasakan gejala Covid-19 atau kontak erat dengan gejala khas Covid-19. Berikut penjelasannya.

Untuk kontak erat Covid-19 tapi tanpa gejala atau gejala ringan
Orang yang kontak dengan pengidap Covid-19 tapi tanpa gejala atau timbul gejala tapi tidak sampai dirawat di RS, disarankan untuk segera melakukan tes antigen atau PCR saat dinyatakan sebagai kontak erat.

“Apabila hasil tes Covid-19 positif, tidak perlu mengulang tes. Langsung jalankan isolasi dan penanganan sesuai pedoman isolasi,” terang Tonang.

Perlu tidaknya dilakukan tes ulang untuk evaluasi selama isolasi mandiri, disesuaikan dengan kebutuhan di akhir masa isolasi.

“Kalau ternyata kemudian timbul gejala, soal tes atau tidak, itu nanti urusannya dokter atau RS yang merawat bila memang perlu perawatan di RS,” kata dia.

Baca juga: Jangan Sampai Keliru, Begini Cara Tepat Pakai Masker Dobel untuk Mencegah Penularan Covid-19

Apabila hasil tes Covid-19 negatif, seseorang dianjurkan menjalankan karantina mandiri.

Untuk memastikan hasilnya sahih, lakukan pemeriksaan lagi pada hari kelima sejak dinyatakan kontak erat.

Pemeriksaan selang lima hari tersebut dianjurkan dengan pertimbangan jumlah virus mencapai puncaknya.

Apabila terjadi infeksi saat kontak erat, maka paling lambat seseorang akan positif pada hari kelima tersebut.

“Pada hari kelima, lakukan tes antigen atau PCR lagi. Bila positif, lanjutkan isolasi sesuai gejala dan waktunya. Bila negatif, maka bisa mengakhiri masa karantina namun tetap perlu menjalankan protokol kesehatan,” terangnya.

Baca juga: Inilah Efek Samping yang Bisa Muncul Setelah Vaksinasi Covid-19 dan Penjelasan Dokter

Apabila ada gejala khas Covid-19 sampai membutuhkan perawatan di RS, seseorang dianjurkan segera melakukan tes PCR atau antigen pada saat timbul gejala Covid-19.

“Bila positif, langsung dinyatakan konfirmasi dan dilakukan perawatan sesuai pedoman isolasi sesuai gejala. Tidak perlu ada tes ulang. Bila negatif, lanjutkan isolasi, lalu tes dengan PCR keesokan harinya,” jelasnya.

Tes PCR ulang untuk konfirmasi perlu dilakukan bagi orang yang merasakan gejala Covid-19 sampai butuh perawatan di RS, tapi hasil tes Covid-19 sebelumnya negatif.

“Bila hasil tes Covid-19 positif, status seseorang menjadi pasien konfirmasi dan perlu menjalani isolasi. Bila negatif, pasien dinyatakan sebagai discarded atau sakit tapi bukan Covid-19,” ujar Tonang.

Setelah menyimak penjelasan di atas, semoga sudah tidak ada kebingungan lagi kapan sebaiknya tes antigen dan PCR untuk pemeriksaan Covid-19.(*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved