Erupsi Gunung Merapi
UPDATE Gunung Merapi 26 Juni 2021, Awan Panas Masih Terjadi, Rekomendasi Arah Bahaya Ditambah
Potensi bahaya guguran lava dan awan panas di sektor tenggara yaitu Kali Gendol kini menjadi 5 km, dari sebelumnya hanya 3 km.
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Gunung Merapi masih mengeluarkan awan panas dan lava pijar guguran.
Pagi ini, Sabtu (26/6/2021) pukul 06.46 WIB, awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 25 mm dan durasi 78 detik.
Jarak luncur 800 m ke tenggara.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) juga memperbarui rekomendasi arah bahaya.
Rekomendasi itu keluar setelah Jumat (25/6/2021) pagi, Gunung Merapi mengeluarkan guguran awan panas ke arah tenggara sejauh 3 kilometer.
Baca juga: Desa di Lereng Gunung Merapi Diguyur Hujan Abu, BPBD Klaten: Masih Terpantau Kondusif
Kepala BPPTKG Hanik Humaida mengatakan, pembaruan ini berdasarkan pemodelan aliran awan panas.
Potensi bahaya guguran lava dan awan panas di sektor tenggara yaitu Kali Gendol kini menjadi 5 kilometer.
Sebelumnya, BPPTKG hanya merekomendasikan bahaya sejauh 3 kilometer.
Selanjutnya di Kali Woro, rekomendasi daerah bahaya erupsi sejauh 3 kilometer.
"Untuk mengantisipasi perkembangan erupsi berikutnya, rekomendasi daerah bahaya kita mutakhirkan," kata Hanik dalam laporan informasi terkini Merapi secara daring.
Dalam pengamatan selama enam jam, pukul 00.00-06.00 WIB, teramati 7 kali guguran lava pijar ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 1.100 m.
Secara meteorologi, cuaca cerah berawan.
Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah barat.
Suhu udara 14-21 °C, kelembaban udara 70-90 %, dan tekanan udara 568-708 mmHg.
Secara visual, gunung jelas.
Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 150 m di atas puncak kawah.
Gempa guguran terjadi sebanyak 69 kali dengan amplitudo 3-30 mm, berdurasi 10-106 detik.
Hembusan terjadi dua kali, amplitudo 8-9 mm dan durasi 19-20 detik.
Baca juga: Hujan Abu Guyur Desa di Lereng Merapi Klaten, Aktivitas Warga Terpantau Normal
Gempa hybrid atau fase banyak berjumlah lima kali dengan amplitudo 3-23 mm, S-P 0,3-0,5 detik berdurasi 5-8 detik.
Vulkanik Dangkal terjadi dua kali, amplitudo 20-45 mm, durasi 12-16 detik.
Masyarakat diimbau agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Penambangan di alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan.
Pelaku wisata direkomendasikan tidak melakukan kegiatan pada daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh 5 km dari puncak Gunung Merapi.
Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali. ( Tribunjogja.com )