Inilah Kasus Konfirmasi Positif Corona di Yogyakarta, Gunungkidul, Bantul dan Sleman
kasus konfirmasi positif di Yogyakarta masih menempati rekor tertinggic 665 kasus Minggu (20/6/2021) Senin (21/6/2021) sebanyak 662
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni

Tribunjogja.com Yogyakarta --- Kepala Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Pembajun Setyaningastutie menyatakan kasus konfirmasi positif di Yogyakarta masih menempati rekor tertinggi dalam dua hari terkahir.
Ada penambahan sebanyak 665 kasus pada Minggu (20/6/2021) dan Senin (21/6/2021) sebanyak 662 kasus baru.
"Jumlah dalam sehari tersebut merupakan tertinggi sejak pertama kali Covid-19 ditemukan di DIY," paparnya, Senin (21/6/2021).
Karena adanya lonjakan kasus terkonfirmasi selama 20 hari terakhir, angka kesembuhan pun mengalami penurunan.
Dari 88,88 persen dan kini menjadi 86.02 persen. "Sementara kasus aktif hari ini telah melampaui angka 11 persen," terangnya.
Adapun tingkat keterisian tempat tidur di RS rujukan Covid-19 atau bed ocupancy rate saat ini telah menyentuh 72,04 persen sedangkan ruang ICU yakni 62,1 persen.

Kasus Bantul
Sebanyak 49 santri di salah satu pondok pesantren Kalurahan Timbulharjo, Kapanewon Sewon menjalani pemeriksaan swab PCR masal. Hal itu dilakukan sebagai tindak lanjut adanya enam santri yang terpapar COVID-19.
Kepala Puskemas Sewon I, Anastasya Endar Widianingsih menerangkan kasus bermula saat 8 santrinya mengalami gejala batuk, demam, dan lemas. Setelah dilakukan pemeriksaan, enam santri dinyatakan positif COVID-19.
Gejala batuk dan demam ternyata juga dialami oleh santri yang lain. Total ada 26 orang yang mengalami gejala tersebut. Para santri kemudian menjalani isolasi mandiri.
"Santri yang merasakan gejala semakin banyak, totalnya ada 49. Kemudian kami lakukan swab untuk memastikan apakah santri yang lain juga terpapar COVID-19 atau tidak,"terangnya, Senin (21/06/2021).
Terkait kemungkinan adanya kemungkinan munculnya varian baru COVID-19, ia belum bisa memastikan. Menurut dia, banyaknya santri yang bergejala dipengaruhi oleh aktivitas yang dilakukan bersama-sama.
"Sehingga kami minta agar protokol kesehatan dijalankan secara ketat. Supaya santri yang mengalami gejala tidak semakin bertambah,"lanjutnya.
Selain pondok pesantren, pihaknya tengah fokus pada penanganan COVID-19 di Kalurahan Timbulharjo. Sebab ada 99 pasien positif COVID-19 di Kalurahan tersebut. Kalurahan lainnya adalah Kalurahan Pendowoharjo, dengan jumlah pasien positif COVID-19 mencapai 20 orang.
Kasus Sleman
Wilayah padukuhan Ngino XII, Margoagung, Seyeganmasih ditutup sementara. Penutupan akses keluar dan masuk dilakukan sampai batas waktu yang belum ditentukan, setelah ditemukannya 40 warga dinyatakan positif covid-19 setelah pulang ziarah dari Magelang, Jawa Tengah.
Selama masa penutupan itu, warga saling bergotong-royong. Dukuh Ngino XII, Sugito Karyono menceritakan, warganya yang saat ini sedang menjalani Isolasi sudah mendapatkan bantuan.
Menurutnya, bantuan tersebut datang dari berbagai pihak. Di antaranya, dari Kalurahan Margoagung. Lalu, dari relawan dan ada juga bantuan dari orang-orang kaya di desa. "Bantuan dalam bentuk sembako. Bukan nasi. (Harapannya) biar warga yang isolasi masak sendiri," terang dia, Senin (21/6/2021).
Sugito mengatakan, bantuan yang diberikan berupa mie instan, beras hingga telor. Bantuan tersebut dikemas dan diberikan untuk masing-masing Kepala Keluarga.
Menurut dia, bantuan yang datang ke posko penanganan covid-19 di Padukuhan Ngino XII cukup banyak. Selain dari Kalurahan, relawan dan orang-orang kaya, bantuan juga datang dari sejumlah warga dari luar daerah.
Mereka gotong-royong membantu sanak saudaranya yang saat ini sedang menjalani Isolasi di Padukuhan Ngino XII. "Kemarin ada dari Muntilan, Kulon Progo. Mereka yang punya saudara di Ngino banyak yang datang ke posko dan memberikan bantuan. Bantuan dikoordinir di Posko," ujar Sugito, menjelaskan.
Disamping mengandalkan gotong-royong warga, pihaknya juga sudah mengajukan permohonan bantuan ke Dinas Sosial. Namun hingga saat ini bantuan tersebut belum kunjung datang.
Lepas dari itu, Ia mengaku tetap bersyukur warga yang saat ini Isolasi, semuanya dalam keadaan baik-baik saja.
Tidak ada yang bergejala berat. Disinggung, jumlah warga yang Isolasi, menurutnya masih sama seperti sebelumnya, 40 orang. Belum ada penambahan. Sebab, hasil swab massal yang dilakukan pada Jumat (18/6/2021) belum keluar.
Kasus Gunungkidul
Angka kasus baru COVID-19 di Kabupaten Gunungkidul berangsur turun setelah terus mencatatkan rekor pekan lalu.
Adanya penurunan ini terungkap dari laporan harian COVID-19 oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat.
Kepala Dinkes Gunungkidul Dewi Irawaty menyampaikan bahwa Senin (21/06/2021) ini pihaknya menerima laporan adanya 71 kasus baru konfirmasi positif.
"Ada tambahan satu kasus meninggal dunia," kata Dewi .
Ia juga melaporkan adanya 32 pasien yang dinyatakan sembuh dari COVID-19 hari ini.
Penambahan itu membuat jumlah kasus aktif atau yang dalam perawatan serta isolasi mandiri (isoman) berkurang.
Dewi mengatakan Gunungkidul kini mencatatkan 4.550 kasus konfirmasi positif secara kumulatif.
Sebanyak 1.062 kasus dalam perawatan dan isoman, 3.296 kasus sembuh, serta 192 kasus meninggal dunia.
"Yang menjalani isoman ada 1.009 kasus, sisanya dirawat di rumah sakit," ungkapnya.
Dewi mengatakan bahwa kini minim kemunculan klaster baru.
Saat ini kasus baru konfirmasi positif COVID-19 tersebar merata di sejumlah kapanewon.
Terkait dengan kasus positif di kawasan Pantai Drini, Kapanewon Tanjungsari, ia memastikan itu bukan klaster pantai. Sebab warga yang terpapar tinggal menyebar meski menjadi pelaku usaha wisata di sana.
"Kasusnya sendiri bermula dari kegiatan Rasulan," ujar Dewi.
Terpisah, Panewu Tanjungsari Rakhmadian Wijayanto mengungkapkan ada 16 warganya yang terpapar dari kegiatan itu.
Seluruhnya kini menjalani isoman lantaran hanya bergejala ringan.
Ia mengatakan belum mengetahui sumber penularan kasus dari Rasulan itu. Kendati demikian, pihaknya melakukan langkah cepat untuk meminimalisir penambahan kasus.
"Sterilisasi pantai dan sekitarnya sudah kami lakukan, dibantu relawan Tagana. Setiap ada kejadian pasti langsung kami lakukan itu," jelas Rakhmad. ( Tribunjogja.com | Tro | Alx | Maw | Rif )