Pilpres 2024
Tiga Sosok King Maker dan Queen Maker Pilpres 2024 Menurut Peneliti LSI Denny JA
Tiga Sosok King Maker dan Queen Maker Pilpres 2024 Menurut Peneliti LSI Denny JA
TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - Pelaksanaan pemilihan presiden dan wakil presiden masih cukup lama yakni pada 2024 mendatang.
Namun saat ini, sejumlah tokoh sudah masuk dalam kandidat calon presiden maupun wakil presiden pada Pilpres 2024.
Setidaknya saat ini ada tiga sosok yang bisa menjadi king maker atau queen maker dalam Pilpres 2024 mendatang.
Ketiganya yakni Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Peneliti LSI Denny JA Adjie Alfaraby beralasan, PDI-P, Gerindra, dan Golkar memiliki perolehan suara yang cukup besar sebagai modal untuk mengusung calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2024.
"Mengapa ada tiga tokoh ini yang kita sebut sebagai king atau queen maker 2024, karena pertama mereka sudah kantongi minimal 3/4 tiket atau tiket penuh," kata Adjie dalam konferensi pers, Kamis (17/6/2021).
Adjie menyampaikan, berdasarkan aturan perundang-undangan, syarat pencalonan presiden memiliki 20 persen kursi di DPR atau setara dengan 115 kursi.
Dengan syarat tersebut, PDI-P yang memiliki 128 kursi di parlemen dapat mengusung capres dan cawapresnya sendiri, sedangkan Golkar dan Gerindra yang masing-masing memiliki 85 dan 78 kursi hanya perlu berkoalisi dengan satu partai untuk dapat mengusung calon presiden.
Baca juga: Penjelasan Sekjen PDIP Soal Rekaman Bambang Pacul Tentang Peluang Puan Maharani di Pilpres 2024
Baca juga: Pilpres 2024, PKB Ingin Buat Poros Harapan Baru, Duet Cak Imin-AYH jadi Salah Satu Kandidatnya
Adjie juga mengatakan, Megawati sebagai queen maker diprediksi tidak akan mencalonkan diri sebagai calon presiden atau wakil presiden pada Pilpres 2024.
"Kita lihat queen maker Megawati Soekarnoputri saat ini kita lihat kecenderungannya adalah cenderung menjadi tokoh bangsa atau ibu bangsa, artinya kecil kemungkinan atau tidak terlihat intensi dari Ibu Mega untuk maju sebagai capres ataupun cawapres lagi," kata Adjie.
Sementara itu, berbeda dengan Megawati, Airlangga dinilai memiliki potensi menjadi capres maupun cawapres meski tingkat elektabilitasnya masih terbilang rendah hingga saat ini.
Namun, Adjie mengatakan, elektabilitas rendah tidak menjadi persoalan besar bila nantinya Airlangga memilih untuk maju sebagai calon wakil presiden.
"Untuk posisi cawapres terkadang pertimbangan dalam koalisi atau pertimbangan seorang capres tidak hanya berkaitan dengan elektabilitas, ada pertimbangan-pertimbangan lain," ujar dia.
Menurut Adjie, hal itu terbukti ketika Ma'ruf Amin dipilih sebagai calon wakil preisden mendampingi Joko Widodo pada Pilpres 2019 meski elektabilitas Ma'ruf saat itu masih rendah.
Sementara itu, Adjie menilai, Prabowo berpeluang besar untuk kembali mencalonkan diri sebagai presiden pada Pilpres 2024 karena Gerindra hanya butuh berkoalisi dengan satu partai dan tingkat elektabilitas Prabowo pun terbilang tinggi.