Klaster Covid-19 Daerah Istimewa Yogyakarta Menjamur, Sri Sultan: Corona itu Riil

Sri Sultan Hamengku Buwono X mewanti-wanti masyarakat untuk mengantisipasi penularan Covid-19 dengan cara menerapkan protokol kesehatan

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
TRIBUN JOGJA/Alexander Ermando
arga tengah menjalani pengambilan swab oleh petugas di Balai Pedukuhan Nogosari I, Bandung, Playen, Gunungkidul pada Rabu (09/06/2021 

"Jadwal swab ada yang besok, tanggal 15, ada tanggal 16, disesuaikan dengan jadwal di Puskesmas. Sekarang mereka sudah isolasi mandiri diawasi satgas Covid-19," katanya.

"Kemudian, untuk warga yang sudah dinyatakan positif, ada yang isolasi di selter 13 orang, terus sebagian di rumah, itu yang OTG. Lalu, ada 3 yang opname di rumah sakit, karena ada komorbid dan sudah lanjut usia," imbuh Yuliantara.

Lebih lanjut, dirinya juga mengklarifikasi adanya RT yang sampai di-lockdown, atau pembatasan aktivitas warganya, karena tingkat penularan yang masif. Ia berujar, langkah tersebut hanya dilakukan di beberapa kediaman saja.

"Posisi lockdown pun kita tidak satu RT, tapi hanya 3 rumah, dan ada di satu RT. Kebetulan ketiga rumah itu berjejeran ya, terus ditutup di sebelah timur dan baratnya," jelasnya.

"Warga tidak boleh melewati lokasi tersebut, harus muter. Jadi, hanya sebatas itu saja, tidak sampai satu RT," pungkas Yuliantara.

Kasus di Sleman

Kasus Coronavirus Disease-2019 (covid-19) di Kabupaten Sleman mengalami trend lonjakan, empat pekan setelah lebaran. Keberadaan shelter Isolasi mendesak dan dibutuhkan. Karenanya, Universitas Islam Indonesia (UII) didukung Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman, dan gerakan kemanusiaan Sambatan Jogja (Sonjo) meluncurkan shelter baru yang bisa digunakan untuk menampung pasien positif tanpa gejala maupun bergejala ringan.

Baca juga: Klaster COVID-19 yang Terdeteksi Muncul di Sleman

Rektor UII Prof Fathul Wahid, bersama Sekda Sleman Harda Kiswaya, saat peluncuran dan meninjau ruangan di Shelter Rusunawa UII, Senin (14/5/2021).
Rektor UII Prof Fathul Wahid, bersama Sekda Sleman Harda Kiswaya, saat peluncuran dan meninjau ruangan di Shelter Rusunawa UII, Senin (14/5/2021). (TRIBUNJOGJA.COM / Ahmad Syarifudin)

"Mudah-mudahan, ini upaya kita bersama untuk membantu, memutus penyebaran Covid-19," kata Rektor UII, Prof Fathul Wahid, disela kegiatan peluncuran shelter UII, Senin (14/6/2021).

Persiapan untuk mengadakan shelter yang menempati Rumah Susun Mahasiswa (Rusunawa) UII ini cukup singkat, hanya sekitar dua pekan. Inisiasinya muncul ketika klaster halalbihalal merebak di dusun Nglempong, Ngemplak II, Umbulmartani dengan jumlah kasus mencapai 62 orang.

Saat itu, sebagian warga Nglempong enggan dibawa ke Fasilitas Kesehatan Darurat Covid-19 (FKDC) Asrama Haji maupun Rusunawa Gemawang. Atas dasar itu, Pemkab Sleman bersama relawan Sonjo mencari tempat untuk dijadikan shelter isolasi di Sleman sisi utara. Gayung bersambut. Harapan ini mendapat respon bagus dari kampus UII.

Nantinya, shelter Rusunawa UII terbuka untuk umum dengan kapasitas 72 kamar. Mekanisme agar dapat menempati shelter dapat melalui surat pengantar dari Puskemas. Selanjutnya, saat pasien tiba di shelter akan dilakukan skrining ulang. Pembiayaan selama Isolasi disokong dari UII, dibantu Pemkab Sleman dan dari donatur melalui gerakan Sonjo.

Sekda Sleman, Harda Kiswaya mengungkapkan, kehadiran shelter rusunawa UII merupakan salah satu contoh kolaborasi antara pemerintah, akademisi dan gerakan masyarakat. Ia berharap, seluruh perguruan tinggi di Sleman bisa mengadopsi konsep serupa untuk bersama-sama menangani pandemi.

Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Joko Hastaryo mengatakan, kebutuhan akan fasilitas kesehatan darurat di Kabupaten Sleman saat ini cukup mendesak.

Pasalnya, empat pekan setelah lebaran, jumlah kasus covid-19 di Sleman meningkat. Bahkan, shelter rusunawa Gemawang dari kapasitas 72 sekarang sudah terisi 75 orang. Begitu juga di Asrama Haji, sudah terisi mencapai 60 persen.

Adanya shelter rusunawa UII, nantinya pasien positif diharapkan dapat terdistribusi bukan hanya di dua shelter milik Kabupaten yang ada di selatan. Apalagi, resiko penularan di Sleman bagian utara juga masih cukup tinggi.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved