Berita Kesehatan

Serupa Tapi Tak Sama, Ini Perbedaan Antara Diabetes Melitus dan Diabetes Insipidus

Serupa tapi tak sama. Mungkin itulah istilah yang tepat untuk menggambarkan diabetes melitus dan diabetes insipidus.

Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Mona Kriesdinar
endocrinologyadvisor.com
Ilustrasi Diabetes Insipidus 

Ginjal membuang cairan dari aliran darah Anda.

Limbah cairan ini disimpan sementara di kandung kemih Anda sebagai urin, sampai Anda buang air kecil.

Tubuh juga dapat membersihkan dirinya sendiri dari kelebihan cairan melalui keringat, pernapasan atau diare.

Hormon yang disebut anti-diuretic hormone (ADH), atau vasopresin, membantu mengontrol seberapa cepat atau lambat cairan diekskresikan.

6 Manfaat Bersepeda untuk Kesehatan, Turunkan Berat Badan hingga Cegah Diabetes

ADH dibuat di bagian otak yang disebut hipotalamus dan disimpan di kelenjar pituitari, sebuah kelenjar kecil yang ditemukan di dasar otak.

Jika Anda menderita diabetes insipidus, tubuh Anda tidak dapat menyeimbangkan kadar cairan dengan baik. Penyebabnya bervariasi tergantung pada jenis diabetes insipidus yang Anda miliki. Meliputi ;

1. Diabetes insipidus sentral

Kerusakan pada kelenjar hipofisis atau hipotalamus akibat pembedahan, tumor, cedera kepala, atau penyakit dapat menyebabkan diabetes insipidus sentral dengan memengaruhi produksi, penyimpanan, dan pelepasan ADH yang biasa. Penyakit genetik bawaan juga dapat menyebabkan kondisi ini.

2. Diabetes insipidus nefrogenik

Diabetes insipidus nefrogenik terjadi ketika ada kerusakan pada tubulus ginjal - struktur di ginjal Anda yang menyebabkan air diekskresikan atau diserap kembali.

Kondisi ini membuat ginjal Anda tidak mampu merespons ADH dengan benar.

Kelainan itu mungkin disebabkan oleh kelainan bawaan (genetik) atau kelainan ginjal kronis.

Obat-obatan tertentu, seperti lithium atau obat antivirus seperti foscarnet (Foscavir), juga dapat menyebabkan diabetes insipidus nefrogenik.

3. Diabetes insipidus gestasional

Diabetes insipidus gestasional jarang terjadi. Ini terjadi hanya selama kehamilan ketika enzim yang dibuat oleh plasenta menghancurkan ADH pada ibu.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved