Kabupaten Bantul
Penjelasan Ketua RT Soal Warga Mayongan Makamkan Jenazah Pasien Covid-19 Tanpa Prokes
Pemakaman jenazah pasien COVID-19 tanpa protokol kesehatan di Mayongan, Trimurti, Srandakan, Bantul, murni karena ketidaksengajaan dari warga.
Penulis: Santo Ari | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Pemakaman jenazah pasien COVID-19 tanpa protokol kesehatan di Mayongan, Kalurahan Trimurti, Srandakan, Bantul, murni karena ketidaksengajaan dari warga.
Keluarga tidak memberikan informasi secara utuh kepada warga Mayongan, sehingga warga yang membantu melakukan pemakaman tidak menggunakan dengan prosedur yang benar.
Fajar Zainudin, Ketua RT 114 Mayongan, Dusun Cagunan, Kalurahan Trimurti menjelaskan bahwa warga baru tahu jenazah S (52) positif corona setelah Puskesmas Srandakan menginformasikan hasil swab beberapa setelah pemakaman, yakni pada 28 Mei kemarin.
Sedangkan sebelumnya, keluarga dari almarhum tidak menginformasikan ke warga bahwa jenazah harusnya dimakamkan dengan prokes COVID-19.
Baca juga: Kuburkan Jenazah Pasien COVID-19 Tanpa Prokes, Warga Mayongan Secara Kooperatif Lakukan SWAB
"Kenapa sampai begini, bisa saya bilang kita dibohongi keluarga kurang jujur," kata Fajar, Jumat (4/6/2021).
Ia mengungkapkan, bahwa sebenarnya pihaknya sudah menaruh curiga karena S yang dinyatakan meninggal pada 23 Mei sore, baru diantar ke rumah duka sekitar pukul 23.00 malam.
Ia mengungkapkan ada perdebatan antara pihak rumah sakit dan keluarga.
Di mana pihak rumah sakit sudah meminta pemakaman tetap dengan prosedur atau prokes COVID-19 meskipun hasil pemeriksaan dari pasien belum keluar.
Namun dari pihak keluarga enggan untuk melakukan hal tersebut, karena hasilnya yang belum keluar sehingga pihak keluarga pun mencari ambulans sendiri untuk membawa jenazah ke rumah duka.
Baca juga: Sekda DIY Sayangkan Insiden Pemakaman Jenazah COVID-19 Tanpa Prokes
"Sebelum kami menyiarkan ke masjid itu kami informasi ke pihak keluarga dulu ini pakai prokes atau tidak, katanya tidak. Baru kita siarkan ke masjid," ujarnya.
Ia mengungkapkan bahwa jenazah yang tiba, dalam kondisi tertutup plastik.
Namun oleh warga, plastik itu dibuka untuk proses pemandian jenazah.
Lalu pada Senin (24/5/2021) pagi jenazah baru dimakamkan.
Dia pun menyayangkan sikap warga yang tak jujur seperti ini.
Padahal menurutnya, selama ini warga Mayongan mendukung penanganan COVID-19.