Kabupaten Bantul

Kuburkan Jenazah Pasien COVID-19 Tanpa Prokes, Warga Mayongan Secara Kooperatif Lakukan SWAB

Petugas puskesmas jemput bola dengan mengirimkan ambulans dan tenaga medis untuk memberikan pelayanan swab ke warga.

Penulis: Santo Ari | Editor: Gaya Lufityanti
Shutterstock
Ilustrasi 

TRIBUNJOGJA.COM - Kapanewon Srandakan terus berupaya agar masyarakat yang melakukan penguburan jenazah pasien Covid-19 tanpa protokol kesehatan dapat melakukan SWAB PCR.

Adapun kasus pemakaman jenazah pasien COVID-19 tanpa protokol kesehatan telah terjadi tiga kali di wilayah Srandakan, ketiga nya berada di Kalurahan Trimurti yakni dua kasus di Dusun Lopati dan satu kasus di Mayongan.

Namun demikian, di Mayongan, pemakaman jenazah pasien COVID-19 tanpa prokes tersebut bukan karena penolakan warga, tapi karena ketidaktahuan warga.

Sementara di Dusun Lopati, kasus pemakaman jenazah COVID-19 tanpa prokes diduga karena adanya provokasi sehingga terjadilah penolakan tersebut.

Baca juga: Warga Srandakan Bantul Masih Belum Sepakat Melakukan Swab Massal 

Panewu Srandakan Anton Yulianto, menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan tracing kepada warga yang kontak erat saat pemakaman di Mayongan.

Dan dari sana, warga secara kooperatif bersedia untuk dilakukan swab.

"Respon dari masyarakat Mayongan sangat baik, sangat kooperatif dan semua dapat melakukan swab. Ini perkembangan yang sangat baik, khususnya di Mayongan," ujarnya saat ditemui di Mayongan, Jumat (4/6/2021).

Proses swab sendiri telah dilakukan beberapa tahap, dan terakhir pada hari Jumat (4/6/2021), petugas puskesmas jemput bola dengan mengirimkan ambulans dan tenaga medis untuk memberikan pelayanan swab ke warga.

Dalam kesempatan itu, Anton menegaskan bahwa warga Mayongan tidak menolak pemakaman jenazah COVID-19 dengan prokes.

Yang terjadi beberapa waktu lalu dikarenakan ketidaktahuan warga.

Ia mengungkapkan bahwa saat itu tidak ada informasi kepada warga kalau jenazah itu merupakan suspek yang harus dimakamkan secara protokol COVID-19.

Sementara warga secara naluri membantu dalam proses pemakaman tersebut.

"Tidak ada niat sedikitpun untuk melakukan penolakan, sekali lagi tidak ada penolakan, tapi tidak sengaja atau tidak tahu karena tidak ada informasi," katanya.

Baca juga: Protokol Kesehatan di Kapanewon Srandakan Akan Tetap Ditegakkan

Agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali, ia berharap agar keluarga dapat proaktif dan terbuka dalam memberikan informasi ke masyarakat sekitar.

Dengan begitu, masyarakat secara luas pun tidak akan dirugikan.  

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved