Pemuda Tewas Dikeroyok
Polisi Kantongi Identitas Pelaku Pengeroyokan Remaja di Yogyakarta, Diduga Ada Motif Dendam Lama
Ketika sampai di lokasi kejadian, GT sudah menunggu bersama teman-temannya, dan pengeroyokan terhadap korban pun terjadi.
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pihak Kepolisian disebut telah mengantongi identitas pelaku pengeroyokan yang mengakibatkan seorang remaha meninggal dunia, Kamis (3/6/2021) sekitar pukul 00.15 WIB dini hari.
Kasus pengeroyokan yang disertai penganiayaan tersebut terjadi di sekitar Pasar Serangan, Pekuncen, Kecamatan Wirobrajan, Kota Yogyakarta.
Kasubag Humas Polresta Yogyakarta, AKP Timbul Sasana Raharja, saat ditemui awak media mengatakan pemicu insiden pengeroyokan itu muncul karena ada dendam lama antara pelapor yakni AM dengan terduga pelaku GT.
Sementara korban berinisial DW adalah teman dekat AM, yang pada malam itu diajak oleh AM menemui GT di sekitar Pasar Serangan, Wirobrajan, Kota Yogyakarta.
Baca juga: Fakta-fakta Remaja Tewas Dikeroyok di Dekat Jogja National Museum,Keterangan Saksi dan Temuan Polisi
Baca juga: DW, Korban Pengeroyokan yang Tewas Dini Hari Tadi Dikenal Punya Solidaritas Pertemanan yang Tinggi
Pertemuan tersebut diduga untuk menyelesaikan perkara sebelumnya antara AM dengan GT.
Ketika sampai di lokasi kejadian, GT sudah menunggu bersama teman-temannya, dan pengeroyokan terhadap korban pun terjadi.
"Mungkin pas di lokasi pertemuan terjadi gesekan, dan pengeroyokan itu terjadi. AM dan satu temannya berhasil kabur. Sementara DW tertangkap oleh rombongan pelaku," jelas Timbul, di Mapolresta Yogyakarta, Kamis (3/6/2021).
Ia menambahkan, antara AM dan GT memang sudah ada konflik sebelumnya. Dan pada Kamis dini hari itulah mereka bertemu.
"Jadi korban ini tidak ada masalah apa pun dengan pelaku. Masalahnya itu antara AM dengan GT. Korban hanya diajak oleh AM untuk menemui GT, ia justru yang kena apes," ujarnya.

Timbul memastikan jika kasus tersebut bukan aksi kejahatan jalanan atau Klitih.
Disampaikan olehnya kasus tersebut murni tindakan pengeroyokan terhadap seseorang.
Saat petugas kepolisian melakukan olah TKP, mereka menemukan potongan bambu, stik pemukul, pecahan batu, dan pecahan botol miras yang diduga digunakan para pelaku untuk menganiaya korban.
"Ini bukan klitih. Murni pengeroyokan, karena pelaku itu pemuda. Nama-nama tersangka sudah kami kantongi. Rekan-rekan Reskrim sedang bekerja keras melakukan pengembangan," ujarnya.
Keterangan Saksi Mata
Saksi mata kejadian penganiayaan yang mengakibatkan korban meninggal dunia di sekitar Pasar Serangan, Pakuncen, Kecamatan Wirobrajan, atau tepatnya di depan Jogja Nasional Museum (JNM) Kota Yogyakarta pada Kamis (3/6/2021) dini hari buka suara terkait detail peristiwa penganiayaan tersebut.
Saksi tersebut berinisial Y (45) warga sekitar Pasar Serangan yang menyaksikan detik-detik korban penganiayaan itu dipukuli oleh sekelompok orang berjumlah lebih dari 10 orang.
Y saat itu hendak menata lapaknya di Pasar Serangan sekitar pukul 00.30 WIB.
Saat mengendarai sepeda motor di sekitar Tempat Kejadian Perkara (TKP) Y sempat berpapasan dengan kelompok yang menganiaya korban.
"Ada rombongan remaja. Saya tanya ada apa le? Mereka jawab, gak ada apa-apa bu," katanya, saat ditemui di rumahnya, Pekuncen, Wirobrajan, Kamis pagi.

Waktu itu Y sempat panik karena melihat korban dikejar-kejar oleh rombongan pelaku yang kebanyakan berusia remaja antara 18-20 tahun.
Ia pun mendengar teriakan korban minta tolong karena kesakitan dihajar para pelaku.
"Korban ada tiga orang, dia lari dikejar sama pelaku ya sekitar 10 orang lebih. Yang dua berhasil kabur, yang satu jatuh di dekat lapak saya. Saya mendengar teriakan tolong, tolong, tolong. Saya nangis membayangkan kalau itu anak saya," ungkapnya.
Baca juga: KRONOLOGI Pengeroyokan Remaja di Dekat Jogja National Museum, Polisi Temukan Ini di TKP
Baca juga: Remaja di Kota Yogyakarta Tewas Dikeroyok, Teriak Minta Tolong Bersimbah Darah Hingga Tewas
Selain dipukul dengan tangan kosong, penuturan Y, korban juga dihantam menggunakan benda tumpul.
"Dipukuli terus, ada yang pakai batu sama mirip tongkat gitu. Saya marahi mereka (pelaku) wis do bubar kabeh (sudah bubar semuanya)," ujarnya.
Saat pelaku membubarkan diri, Y melihat korban tergeletak dengan bersimbah darah di tengah jalan.
Kesaksiannya, darah itu keluar dari kepala korban bagian belakang, dengan posisi tubuh miring.
"Darah itu keluar dari kepala bagian belakang," ungkapnya.
Saat itu, saksi Y panik dan tak kuasa menahan air matanya.

Ia kemudian menghubungi ambulans untuk membawa korban ke rumah sakit.
"Saya telepon ambulans. Satu jam baru datang, dan saat itu ya telepon Polisi juga. Saat itu korban tak suruh istighfar, sabar, sabar bantuan segera datang," terang dia.
Namun, sayangnya nyawa korban sudah tidak dapat ditolong lagi karena luka yang dialami dibagian kepala menurut Y cukup serius.
"Polisi datang itu korban sudah meninggal. Sudah gak ada suaranya lagi," ungkapnya.
( tribunjogja.com )