Pameran Tunggal Ummi Shabrina 'Anomaly in Matrimony', Ketegangan di Balik Parade Sakral

Seniman muda kelahiran Amuntai, Kalimantan Selatan yang kemudian meneruskan studi artistiknya di Yogyakarta, Ummi Shabrina, memamerkan karyanya

Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA/ Hanif Suryo
Pameran Tunggal Ummi Shabrina 'Anomaly in Matrimony' di Galeri Kohesi Initiatives, Tirtodipuran Link, Jalan Tirtodipuran No.50, Yogyakarta, 1 Mei-6 Juni 2021. 

Pembagian panel pada karya ini memungkinkan kita menemukan posisi seniman dan emosi yang diekspresikannya Pada akhirnya, mungkin akan lahir ruang refleksi terhadap realitas yang kita hadapi.

Keunikan Visual
Referensi-referensi dari seniman fauvis masa kini seperti Nicolas Party dan Diela Maharani juga sangat mempengaruhi Ummi menyusun bentuk dan warna namun dalam visual berbeda.

Menurut Lily, Ummi justru menemukan keunikan visualnya sendiri dengan tawaran bentuk yang lebih sederhana dan warna panas dingin yang harmonis. Warna-warna fauvis dengan nuansa pop-patternal yang dekoratif dikerjakan Ummi dengan teknik yang sudah bertahun-tahun dikuasainya dengan material cat acrylic pada media kanvas, yakni teknik opaque.

Baca juga: KRONOLOGI Lengkap Dua Motor Tabrakan dan Terbakar di Jalan Tamansiswa, Korban Luka Ringan

Teknik ini merupakan teknik blok yang menutup suatu bidang gambar dengan cat secara merata dan tebal dan tidak transparan. Upaya-upaya artistik untuk menyusun bentuk dan warna dasar berulang-ulang di berbagai komposisi dengan teknik tersebut membuatnya dapat mencapai keseimbangan dan ritme dalam lukisannya.

Meskipun Ummi tidak banyak mengekspresikan keresahannya atau emosinya secara nyata, namun mengejar keseimbangan pola, keteraturan ritme, dan detail-detail yang terkandung pada bentuk
memberikan suatu kepuasan dalam kegiatan berkaryanya.

"Saat merasa bentuk dan pola yang terwujud sudah seimbang dan menyenangkan secara visual, maka Ummi akan cenderung merasa telah puas, jujur, dan selesai dengan perasaan resahnya. Langkah formalis ini merupakan langkah yang ditempuhnya untuk mencapai suatu ekspresi yang teratur dan terkendali sebagai seorang seniman," pungkasnya.

Pameran ini dibuka untuk umum, dengan biaya tiket masuk Rp 5000/ pengunjung. Sebelum mengunjungi pameran, dapat lebih dulu melakukan reservasi melalui akun instagram @kohesi.initiatives atau ke www.kohesiinitiatives.com. Pameran ini berlangsung dengan protokol kesehatan Covid-19 demi keamanan pengunjung dan semua pihak yang terlibat. (Han)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved