Superball

Legenda PSS Sleman dan PSIM Yogyakarta, Fajar Listiyantoro Kenang Momen Bersama Seto Nurdiyantoro

Fajar Listiyantoro lebih dikenal sebagai legenda sepak bola PSS Sleman lantaran sempat membela selama 5 tahun.

Penulis: Taufiq Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
istimewa
Fajar Listiyantoro 

Selanjutnya, anak ke-10 dari 11 orang bersaudara ini menuturkan kalau ide berwirausaha ini memang sudah ada di benaknya sejak lama.

Setelah gantung sepatu, Fajar tancap gas membuka usaha sewa mobil lalu berkembang menjadi travel.

Wirausaha yang dijalankan Fajar tak lepas dari inspirasi orang tuanya yang juga berwirausaha.

Di rumahnya dulu, ia sering memperhatikan orang tuanya berjualan sembako.

Baca juga: Pemain PSS Sleman, Dendi Agustan Isi Libur Lebaran Sambil Kelarkan Urusan Kuliah

Inspirasi dari Sang Kakak

Hampir semua saudara dari Fajar adalah pemain bola, hal itu diakui karena sejak dulu orang tuanya memang mengarahkan semua anaknya untuk bermain sepak bola.

"Alasan bapak sebetulnya sederhana, beliau cuma pengen anak-anaknya kalau main tidak aneh-aneh, kan daripada sore-sore kemana tidak jelas, mending main bareng di lapangan," ujarnya.

Ketertarikan Fajar terhadap sepak bola ternyata sudah muncul ketika dirinya masih berada di bangku Taman Kanak-Kanak, ia kerap diajak kakak-kakaknya bermain sepak bola.

Lapangan pertama yang menjadi tempat berlatihnya adalah Lapangan Raden Ronggo, Kalasan.

Setiap sore ia ikut bermain dan memperhatikan kakak-kakaknya berlatih.

"Saya juga jadi ikut tertarik gara-gara kakak saya waktu itu," katanya.

Namun kini keinginannya menjadi pelatih, ia menampik karena pengaruh dari kakaknya, Seto dan Yohannes.

Pemikiran itu terlintas karena alasan kuatnya ingin tetap menjalankan kecintaanya bermain sepak bola.

Apalagi, hidupnya pernah ditopang oleh sepak bola semasa dirinya masih berkiprah selama 13 tahun.

Ia juga ingin membuktikan kepada anak-anak masa kini bahwa olahraga atau sepak bola dapat menjadi sebuah pekerjaan yang menghasilkan.

"Jadi pemain sepak bola itu bukan cuma sekadar mimpi, bisa diwujudkan dan menjadi sumber penghidupan," tutupnya.( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved