Superball
Legenda PSS Sleman dan PSIM Yogyakarta, Fajar Listiyantoro Kenang Momen Bersama Seto Nurdiyantoro
Fajar Listiyantoro lebih dikenal sebagai legenda sepak bola PSS Sleman lantaran sempat membela selama 5 tahun.
Penulis: Taufiq Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
Pasalnya ia tertarik melihat lemparan yang bisa langsung mengarah ke depan gawang lawan, kiranya akan sangat berguna dalam sebuah pertandingan.
"Waktu itu diajari sama Mas Aris kakak saya yang kedua, mulai dari teknik sama latihannya. Jadi saya diminta dia untuk menguatkan otot perut, lengan dan bahu, itu jadi modal penting," ujarnya.
Selain soal lemparan ke dalam yang berbuah asis bagi kakaknya, Fajar punya kenangan buruk ketika masih bermain di usia belia.
Tangannya harus mengalami patah tulang setelah melakukan duel udara di pertandingan Popwil tahun 1998.
"Kejadian itu saya dengar juga dari teman saya, kalau pas patah tulangnya itu kedengaran sampai tribun," kata Fajar sambil mengingat momen itu.
Baca juga: Bek Sayap PSS Sleman, Derry Rachman Isi Waktu Libur dengan Memancing
Pensiun Setelah 13 Tahun
Fajar Listiyantoro agaknya lebih dikenal sebagai legenda sepak bola PSS Sleman.
Karena ia berseragam tim berjuluk Super Elang Jawa selama lima tahun, dan hanya sekitar dua tahun berseragam Laskar Mataram.
Selain itu, sisanya ia beredar di beberapa tim di luar DIY.
Pria asli Kalasan itu mengawali karirnya sebagai pesepakbola profesional di PSS Sleman ketika naik kasta ke Divisi Utama pada tahun 1999/2000, dan mengakhiri karirnya di PSS Sleman pada 13 tahun sesudahnya.
Saat ini Ia mengaku masih punya keinginan untuk berkontribusi dalam mengembangkan sepak bola di DIY.
Rencananya Fajar ingin membuka sebuah akademi sepak bola.
Langkah tersebut akan dilakukannya setelah bisnis kembali stabil karena pandemi COVID-19.
Beberapa bisnis yang dirintis Fajar adalah travel, penyewaan mobil dan kuliner.
"Kalau sudah stabil bisnisnya, saya inginnya tetap di sepak bola, rencananya pengen buat akademi," katanya.