Sudah Ada Rekomendasi, Dinkes Gunungkidul Pastikan Vaksin AstraZeneca Aman
Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul saat ini mulai menggunakan vaksin COVID-19 AstraZeneca. Vaksin ini sempat menimbulkan polemik karena ada
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul saat ini mulai menggunakan vaksin COVID-19 AstraZeneca.
Vaksin ini sempat menimbulkan polemik karena ada sejumlah laporan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) dari masyarakat.
Meski demikian, Kepala Dinkes Gunungkidul Dewi Irawaty menyatakan AstraZeneca tetap aman digunakan. Sebab sudah ada rekomendasinya.
"Kami sudah mendapatkan rekomendasi dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI)," kata Dewi ditemui pada Kamis (20/05/2021).
Baca juga: Bupati Kulon Progo Berharap Gapensi Berperan Dalam Pembangunan dan Ciptakan Lapangan Kerja
Selain PAPDI, rekomendasi juga diberikan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Itu sebabnya Dinkes Gunungkidul tetap menerima penggunaan vaksin AstraZeneca tersebut.
Dewi juga mengatakan AstraZeneca ini sangat efektif dan aman jika digunakan pada warga lanjut usia (lansia). Klaim tersebut mengacu pada laporan hasil uji klinis yang diterima.
"Sangat tepat karena kami juga sedang mengejar target untuk lansia," ujarnya.
Lantaran ada rekomendasi ilmiah tersebut, Dewi pun mengimbau masyarakat tak perlu resah dengan vaksin AstraZeneca ataupun jenama lain. Ia menilai, fenomena KIPI bisa terjadi pada vaksin jenis apapun.
Kendati demikian, ia tetap meminta warga melapor jika merasakan ada keluhan pasca divaksin. Sebab pihaknya perlu mengkaji keluhan tersebut untuk memastikan apakah hal itu disebabkan efek vaksin atau bukan.
"Semua vaksin yang digunakan tetap kami pantau perkembangannya, termasuk apakah ada keluhan atau tidak," jelas Dewi.
Ia sendiri berharap pasokan vaksin dari pemerintah pusat tidak terkendala. Sebab kelancaran pelaksanaan vaksinasi sangat tergantung pada proses distribusi logistik vaksin dari pusat.
Sebelumnya, Kepala Bidang (Kabid) Sumber Daya Kesehatan (SDK) Dinkes Gunungkidul, Abdul Azis memastikan AstraZeneca yang digunakan berbeda dengan jenis yang dihentikan oleh pemerintah pusat.
"Perbedaan itu bisa dilihat dari kode produksi (batch) yang tertera pada vaksin," kata Azis.
Baca juga: Diteriaki Klitih, Dua Pria di Sleman Dikeroyok, Satu Orang Tewas
Menurutnya, AstraZeneca yang dihentikan penggunaannya adalah batch CTMAV 547. Sedangkan jenis yang diterima dan digunakan oleh Kabupaten Gunungkidul adalah batch CTMAV 548.
Adapun Gunungkidul sudah menerima sebanyak 10.004 dosis vaksin AstraZeneca. Azis mengatakan jumlah tersebut cukup untuk vaksinasi bagi 10 ribu penerima.
"Saat ini sudah mulai dipergunakan di berbagai Puskesmas," jelasnya. (alx)