Keluh Kesah Pedagang di Pasar Beringharjo Saat Momen Libur Lebaran, Pembeli Sepi Omzet pun Menurun
Penurunan omzet masih dirasakan para pedagang hingga saat ini lantaran para konsumen yang datang ke pasar Beringharjo cenderung sepi
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sejumlah pedagang di Pasar Beringharjo Yogyakarta mengeluhkan sepinya pengunjung sebelum dan sesudah perayaan Idulfitri tahun ini.
Seorang penjual pakaian, Saiful Manaf, merasakan hal itu sejak diberlakukannya larangan mudik lebaran beberapa waktu lalu.
Penurunan omzet pun masih dirasakan hingga saat ini lantaran para konsumen yang datang ke pasar Beringharjo terbilang sepi.
Menurutnya, mayoritas hanya warga lokal Yogyakarta yang berkunjung dan berbelanja ke pasar tersebut.
"Pasarnya sepi dari kemarin. Soalnya wisatawan sepi, mudik dilarang. Padahal mereka yang belanja ini kalau Lebaran kan perantau asal Jogja yang pulang ke rumah. Itu salah satunya," katanya, kepada Tribun Jogja, Minggu (16/5/2021).
Baca juga: 41.343 Wisatawan Masuk Bantul Selama Libur Lebaran, Pantai Parangtritis Paling Banyak Dikunjungi
Baca juga: Antisipasi Kerumunan Pengunjung, Pengelola Obyek Wisata Tamansari Yogyakarta Terapkan Sistem Grup
Saiful menyadari, keputusan pemerintah untuk membatasi pergerakan pemudik saat libur Idulfitri semata-mata untuk mencegah penularan Covid-19.
Meski demikian, ia berharap untuk libur hari besar selanjutnya pemerintah tidak lagi mengeluarkan aturan berupa pembatasan mobilitas seperti sekarang ini.
"Harapannya kalau waktu liburan ke depan jangan dibatasi. Biar pasarnya ramai," ungkapnya.

Kawasan Malioboro Mulai Ramai
Sebelumnya, diberitakan kawasan Malioboro mulai dipadati pengunjung di H+2 Lebaran 2021, Sabtu (15/5/2021).
Pantauan Tribun Jogja, sejak pukul 11.00 WIB, wisatawan mulai berjalan-jalan di area Malioboro untuk sekadar menikmati suasana maupun berbelanja.
Kios, lapak dan toko hingga mal mulai buka lagi. Keadaan ini berbanding terbalik dengan hari pertama perayaan Idulfitri 1442H.
Saat itu, suasana di Malioboro terlihat sepi dan lengang. Arus lalu lintas pun tidak padat.
Para penarik becak dan andong juga beroperasi untuk mengais rezeki di Hari Lebaran 2021.
Setiawan, seorang pengunjung kawasan Malioboro mengatakan dirinya sengaja berkunjung ke Malioboro untuk membeli oleh-oleh.
Dia merupakan warga Sragen, Jawa Tengah. Selama libur Lebaran ini, ia dan keluarga memang ingin ke Yogyakarta untuk berwisata.
“Kan enggak boleh mudik ya. Ya sudah sempatkan diri ke tempat wisata saja. Yang penting prokes ketat,” katanya.
Baca juga: Sembilan SMA/SMK di DIY Ajukan Diri untuk Gelar Pembelajaran Tatap Muka, Berikut Daftarnya
Baca juga: Malioboro Mulai Dipadati Pengunjung di H+2 Lebaran, Kios dan Lapak Buka
Setiawan sampai di Yogyakarta pagi tadi, sekitar pukul 09.00 WIB.
Lantaran dia membawa surat bebas Covid-19 sekeluarga, dia diperbolehkan masuk di perbatasan Prambanan-Klaten.
“Bawa surat kok. Kami juga jaga kesehatan,” ucapnya lagi.
Dikatakannya, dia ingin membeli beberapa makanan dan barang agar bisa diberikan ke rekan-rekan di kantor saat sudah masuk kantor nanti.
“Nanti kalau sudah masuk kantor, pasti pada bawa makanan hasil dari piknik dimana. Makanya, saya sama keluarga ke Yogyakarta juga cari makanan ringan buat di kantor,” tandasnya.

Tourist Information Service
Di kawasan Malioboro, juga terdapat Tourist Information Service yang disediakan oleh Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta.
Stan ini bekerja sama dengan DPC Himpunan Pramuwisata Indonesia dan Paguyuban Dimas Diajeng Yogyakarta.
Servis tersebut dibuka sejak tanggal 12 Mei hingga 16 Mei 2021 di depan Mal Malioboro dari pukul 09.00 - 21.00 WIB.
Fungsi utamanya adalah memberikan informasi terkait Kota Yogyakarta kepada pengunjung.
Servis juga termasuk memfasilitasi konsultasi wisata sesuai protokol kesehatan, mulai dari penginapan, transportasi, jalur mengemudi serta ketentuan memasuki tempat wisata.
( tribunjogja.com )