Ini yang Harus Dipunyai Destinasi Wisata Selama Pandemi

Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman memprediksi akan ada penurunan tingkat kunjungan wisatawan saat libur Lebaran tahun ini.

Penulis: Santo Ari | Editor: Joko Widiyarso
TRIBUN JOGJA/HASAN SAKRI
TEBING BREKSI. Wisatawan menikmati suasana di kawasan wisata Tebing Breksi, Prambanan, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (29/5/2018). 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman memprediksi akan ada penurunan tingkat kunjungan wisatawan saat libur Lebaran tahun ini.

Hal itu dikarenakan adanya kebijakan larangan mudik di tahun ini. Dan diperkirakan juga, wisatawan yang datang paling banyak berasal dari masyarakat DIY sendiri.

Baca juga: Masuk Zona Kuning, Mayoritas Destinasi Wisata Sleman Tetap Buka

Baca juga: Hari Pertama Idulfitri 2021, Kawasan Titik Nol KM Sepi Pengendara

"Pasti secara tidak langsung semua terimbas (kebijakan larangan mudik). Prediksi kami, tingkat kunjungan wisatawan dipastikan menurun. Kalau hitungan kasar kami dibanding tahun lalu akan turun 40 persen," ujar Kasi analisis pasar dokinfo pariwisata, Dispar Sleman, Kus Endarto, Kamis (13/5).

Ia menilai, meski saat ini adalah tahun kedua Lebaran di tengah pandemi, namun jumlah wisatawan yang datang dari luar DIY jauh lebih sedikit dibandingkan tahun lalu.

"Dilihat dari kemacetan juga, tahun lalu masih bisa macet, tapi saat ini tidak ada kemacetan. Kalau tahun lalu ada anak-anak kuliah yang belum sempat pulang. Tapi sekarang mahasiswa yang akhirnya tahun kemarin pulang, belum kembali ke DIY," imbuhnya.

Umat Hindu berarak ke kompleks Candi Prambanan untuk melakukan ritual Abhiseka, Selasa (12/11/2019).
Umat Hindu berarak ke kompleks Candi Prambanan untuk melakukan ritual Abhiseka, Selasa (12/11/2019). (TRIBUNJOGJA.COM / Santo Ari)

Jika mengandalkan wisatawan dari dalam DIY, kemungkinan tingkat kunjungan wisatawan hanya menyentuh angka 50 ribu per hari.

Padahal di luar pandemi, tingkat kunjungan wisatawan bisa mencapai 500 ribu hingga 1 juta per hari, di mana magnet terbanyak adalah kunjungan di Tebing Breksi dan Candi Prambanan.

Baca juga: PSS SLEMAN: Inilah Tanggapan Klub Tanggapi Soal Liga 1 Tanpa Degradasi

Baca juga: Tiadakan Tradisi Gunungan, Keraton Yogyakarta Bagikan Ubo Rampe kepada Abdi Dalem

"Kalau Candi Prambanan sebelum pandemi bisa 10 ribuan per hari, tapi sekarang dibatasi 3.500 orang. Itupun kemungkinan tingkat kunjungannya tidak akan sampai jumlah tersebut, maksimal paling 1.000," ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, Kus mengatakan bahwa kondisi ini adalah alarm dan sebagai pembelajaran.

Agar tetap bertahan, setiap destinasi wisata harus punya unique selling atau nilai jual unik yang berbeda yang membuat orang akan kembali datang, bahkan mengajak orang lain untuk berkunjung.

"Selain membuat promosi, yang harus ditingkatkan adalah repeater (wisatawan yang berkunjung kembali) dan membuat wisatawan yang datang belanja lebih banyak," pesannya. (nto)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved