Paket Makanan Misterius Berujung Maut
UPDATE Kasus Paket Sate Beracun di Bantul: Ciri-ciri Pelaku, Jenis Racun hingga Ancaman Hukuman Mati
Polisi terus bergerak cepat melakukan penyelidikan untuk mengungkap pelaku yang mengirimkan paket sate bercampur racun di Bantul.
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kasus kiriman paket makanan sate beracun yang menewaskan NFP (8), bocah asal Bantul, terus berjalan.
Polisi pun terus bergerak cepat melakukan penyelidikan untuk mengungkap pelaku yang mengirimkan paket sate bercampur racun tersebut.
Perkembangan terkini, pihak kepolisian telah berhasil mengungkap jenis racun yang ada di dalam sate tersebut hingga ciri-ciri terduga pelaku pengirim paket makanan.
Seperti diketahui, NFP (8), bocah asal Bantul yang juga anak seorang driver ojek online (ojol) meninggal dunia setelah memakan paket sate misterius yang ternyata mengandung racun.
Baca juga: Begini Penjelasan Ahli Forensik UGM tentang Dosis Racun Sianida pada Paket Sate Maut di Bantul
Baca juga: Polisi Duga Pelaku dalam Kasus Paket Sate Maut di Bantul Lebih dari Satu Orang
Paket sate tersebut dikirimkan seorang wanita melalui sistem offline yang diterima oleh Bandiman, ayah korban NFP.
Belakangan diketahui, bahwa racun yang terdapat dalam bumbu sate itu adalah potasium sianida, yang menjadi penyebab meninggalnya bocah NFP.
Berikut beberapa rangkuman dan perkembangan terkini terkait kasus tersebut, berdasarkan hasil penelusuran reporter Tribun Jogja.
Kantongi Ciri Pelaku
Polisi bergerak cepat untuk segera mengungkap kasus sate misterius dan beracun, yang menewaskan Naba Faiz Prasetyo, bocah 8 tahun, anak dari Bandiman, pengemudi ojek online (Ojol) di Bantul.
Hingga saat ini, sekira lima orang saksi telah diperiksa.
Polisi pun mengklaim telah mengantongi ciri-ciri terduga pelaku.
Hal itu berdasar keterangan saksi-saksi, penerima paket, hingga rekaman kamera pengintai (CCTV) yang dikumpulkan pihak kepolisian.

Meski demikian, polisi masih membutuhkan waktu untuk melakukan pendalaman lebih lanjut.
Sebab, ada dugaan pelaku lebih dari satu orang.
"Kami sudah kantongi ciri-ciri pelaku. Tapi mungkin (pelakunya) bisa lebih dari satu orang," kata Kapolres Bantul, AKBP Wachyu Tri Budi Sulistyono, Sabtu (1/5/2021).