Paket Makanan Misterius Berujung Maut
Keluarga Tak Berkenan Jenazah Bocah Korban Sate Paket Ojol Diautopsi
Menurut Yuliyanto, sampel bumbu sate tersebut masih diteliti di Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Yogyakarta.
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Sigit Widya
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kasus bocah korban paket makanan sate, Naba Faza Prasetya (8), warga Kalurahan Bangunharjo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, terus didalami oleh pihak kepolisian.
Kabid Humas Polda DI Yogyakarta, Kombes Pol Yuliyanto, saat ditemui pada Selasa (27/4/2021) mengatakan, polisi saat ini masih menunggu hasil laboratorium uji sampel bumbu sate yang diduga mengandung racun dan menewaskan Naba.
Menurut Yuliyanto, sampel bumbu sate tersebut masih diteliti di Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi (BLKK) Yogyakarta.
"Hasilnya belum keluar. Masih dilakukan pemeriksaan di laboratorium bersama Dinas Kesehatan," katanya kepada Tribunjogja.com.
Baca juga: Ahli Forensik UGM Ungkap Penyebab Siswa SD di Bantul Meninggal Dunia Setelah Makan Sate
Baca juga: Pengakuan Bandiman saat Diminta Kirim Paket Makanan oleh Wanita Tak Dikenal, Sang Anak Jadi Korban
Ia menambahkan, polisi sudah memeriksa sejumlah saksi yang terlibat, termasuk penerima paket sate yang sebelumnya dituju oleh Bandiman, ayah Naba.
"Saksi-saksi sudah diperiksa. Anggota kami sedang bekerja. Namun, pihak keluarga tidak berkenan jenazah korban diautopsi," tegas Yuliyanto.
Naba, bocah berusia delapan tahun asal Kalurahan Bangunharjo, Kapanewon Sewon, meninggal dunia setelah makan paket misterius sate, Minggu (25/4/2021) kemarin.
Naba, yang merupakan siswa kelas IV SD Muhamadiyah IV Karangkajen, Kapanewon Sewon, meninggal dunia setelah menyantap sate lontong pemberian orang tak dikenal yang diterima oleh sang ayah yang bekerja sebagai pengemudi ojek online (Ojol).
Minggu sore, sebelum tragedi tersebut terjadi, Naba masih terlihat mengikuti kegiatan pengajian di sebuah masjid tak jauh dari tempat tinggalnya.
Menjelang magrib, Naba pun izin pulang karena berniat untuk buka puasa bersama ayah dan ibunya di rumah.
Magrib, ayahnya pulang membawa makanan berupa sate, tetapi setelah dimakan bersama-sama, sang ibu dan Naba muntah-muntah seperti keracunan.
Ayah Naba, Bandiman, masih terlihat syok menghadapi kenyataan pahit yang menimpa keluarganya, terutama sang anak, pada Minggu petang.
Meski demikian, pria yang akrab disapa Bandi itu bisa menjelaskan kronologi kejadian yang merenggut putra tercintanya.
Baca juga: Gojek Turut Berduka Cita Terhadap Mitra yang Menjadi Korban Paket Sate Misterius di Bantul
Baca juga: Ungkap Penyebab Kematian Bocah di Bantul Setelah Makan Paket Sate Misterius, Polisi Periksa 4 Saksi
Semua bermula ketika ia habis istirahat dan menunaikan salat asar di sebuah masjid di Kota Yogyakarta.
Tiba-tiba, Bandi dihampiri oleh perempuan tak dikenal, dimintai tolong untuk mengantarkan sebuah paket berisi sate ke wilayah Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul.
"Ia minta tolong untuk mengantarkan paket ke rumah Pak Tomy di Kasihan. Saya bilang pakai aplikasi saja. Mbaknya beralasan nggak punya aplikasi ojol," jelasnya.
Saat itu juga, Bandi bergegas menuju rumah Pak Tomy, penerima paket yang berlokasi di daerah Kapanewon Kasihan.
"Perempuan tersebut berpesan, pengirim paket makanan sate atas nama Pak Hamid," ungkap Bandi.
Sesampai di rumah tujuan, Bandi menelepon nomor kontak bernama Tomy, yang diberikan oleh perempuan pengirim paket.
Telepon Bandi pun direspons oleh Tomy.
Namun, terjadi proses konfirmasi yang cukup lama karena keluarga Tomy merasa tidak memesan makanan apa pun pada hari itu.
"Saya tanya, paket sudah sampai dan sesuai alamat, tapi kenapa tidak diterima? Bapaknya bilang 'Sudah, dibawa kamu saja buat buka puasa'," terang Bandi.
Setelah pemilik rumah enggan menerima paket misterius tersebut, Bandi kemudian pulang menuju rumah.
Ia membawa serta paket makanan sate kiriman seorang perempuan dan ditolak oleh si penerima itu.
Baca juga: AKHIR KISAH Pengemudi Ojol Diminta Kirim Paket Sate, Diduga Mengandung Racun, Anak Jadi Korban
Baca juga: Misteri Paket Sate Bakar di Bantul, Anak Pengemudi Ojol Meninggal, Pengirimnya Order Offline
Setiba Bandi di rumah, istrinya bernama Titik Rini dan sang anak, Naba, kemudian membuka paket sate tersebut.
Bandiman beserta istri dan Naba kemudian memakannya bersama-sama.
Tak lama berselang, Naba yang makan begitu lahap mengeluhkan rasa sate yang pahit.
"Pas saya makan nggak apa-apa. Ternyata, racunnya ditaruh di bumbu. Anak saya bilang bumbunya pahit. Ia lalu ke dapur dan muntah-muntah. Istri juga muntah-muntah. Anak saya lantas tidak sadarkan diri," jelasnya.
Karena panik, Bandi membawa putranya ke rumah sakit terdekat, tetapi nyawanya sudah tidak tertolong.
"Meninggal dunia saat perjalanan ke rumah sakit. Hasil pemeriksaan di laboratorium, racunnya lebih kuat dibanding pupuk pertanian," beber Bandi.
Sontak, kasus kematian Naba gara-gara memakan paket makanan sate misterius pun menarik perhatian.
Diduga, Naba dan ibunya memakan sate yang berisi racun sehingga bereaksi cepat ke dalam tubuh.
Baca juga: Viral Bocah SD Meninggal Setelah Makan Sate, Ketua IDI DIY Tekankan Pentingnya Regulasi Pesan Antar
Baca juga: Polsek Sewon Selidiki Penyebab Kematian Naba, Siswa SD di Bantul yang Meninggal Seusai Makan Sate
Kemungkinan racun
Ahli forensik UGM, dr Lipur Riyantiningtyas BS SH SpF, menengarai ada racun di bumbu sate tersebut.
“Korban kemungkinan besar memang meninggal dunia karena racun,” tegas dr Lipur Riyantiningtyas BS SH SpF kepada Tribunjogja.com, Senin (26/4/2021).
Namun, ia mengaku sulit untuk mengetahui jenis racun apa yang terkandung di sate tersebut jika hanya membaca dari berita.
“Kami harus tahu terlebih dahulu gejalanya. Harus lengkap,” tambahnya.
Gejala itu kemudian dihubungkan dengan hasil pemeriksaan di tubuh korban serta hasil uji sampel dari sisa makanan.
Ditanya apakah mungkin racun yang digunakan mirip dengan sianida, Lipur enggan berspekulasi.
Menurutnya, peristiwa nahas yang menimpa NFP menjadi ranah kepolisian sehingga publik diimbau tidak berasumsi.
"Harus menunggu pernyataan resmi dari aparat. Soal kepastian racun yang ada di bumbu sate, sebaiknya tunggu hasil laboratorium,” paparnya.
Periksa empat saksi
Sampai Selasa kemarin, Polsek Sewon terus melakukan penyelidikan terkait kematian Naba.
Kapolsek Sewon, Kompol Suyanto, mengaku masih menunggu hasil laboratorium sisa sate yang dikonsumsi oleh korban.
Ia mengutarakan, sisa makanan yang dikonsumsi oleh Naba dan ibunya sudah dikirimkan ke BBLKK Yogyakarta untuk diteliti kandungannya.
"Dugaan memang dari makanan. Makanya, kami menunggu hasil pemeriksaan di laboratorium. Mungkin tidak lama lagi selesai," ucapnya.
Baca juga: Kronologi Siswa SD di Bantul Meninggal Setelah Memakan Paket Sate Misterius
Baca juga: Viral Bocah SD Meninggal Setelah Makan Sate, Ketua IDI DIY Tekankan Pentingnya Regulasi Pesan Antar
Menurutnya, Polsek Sewon tidak melakukan autopsi jenazah korban karena ada keberatan dari pihak keluarga.
Sembari menunggu hasil pemeriksaan laboratorium, Polsek Sewon terus melakukan pendalaman pemeriksaan.
Satu di antarnya mengambil keterangan saksi-saksi.
Hingga sekarang, Polsek Sewon sudah memeriksa empat saksi.
Saksi dari keluarga korban dan si penerima makanan.
"Ayah korban, kan, bertemu dengan istri Tomy sebelum paket sate dibawa pulang," terangnya.
Polisi juga melakukan olah tempat kejadian perkara, termasuk di lokasi pertama Bandiman menerima pesanan secara offline.
"Kami sudah cek ke sana bersama INAFIS dan petugas puskemas. Kami cek apakah ada kemungkinan CCTV yang merekam," tandasnya. (Tribunjogja/Miftahul Huda/Ardhike Indah)