Kasus Positif Covid-19 di DIY Fluktuatif, Masyarakat Diimbau Waspadai Kemunculan Klaster Keluarga
"Grafiknya naik turun. Beberapa hal yang menyebabkan grafik naik yang pertama ada uji coba pengetatan 3T Kita masifkan di daerah. Sehingga kasus itu
Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Tren penambahan kasus terkonfirmasi Covid-19 di DI Yogyakarta masih tergolong fluktuatif.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY, Pembajun Setyaningastutie menyebut salah satu faktor penyebabnya adalah upaya pengetatan 3T atau tracing, treking, dan treatment yang dilakukan pihaknya dalam rangka memutus rantai penularan Covid-19 di DIY.
"Grafiknya naik turun. Beberapa hal yang menyebabkan grafik naik yang pertama ada uji coba pengetatan 3T Kita masifkan di daerah. Sehingga kasus itu bertambah," papar Pembajun, Selasa (27/4/2021).
Selain itu, Dinkes DIY saat ini juga aktif mencari adanya kasus-kasus terkonfirmasi baru.
Misalnya dengan menggelar skrining di kampung-kampung dengan potensi penularan tinggi.
Baca juga: Bertahun-tahun Parkir di Tepi Jalan, Motor Matik Pakde Tos Klaten Sempat Ditawar Pembeli
"Artinya dicari. Dulu karena ada yang postif baru kita tracing tapi sekarang tidak, sekarang kita proaktif mencari sehingga trennya kadang naik," tambahnya.
Seperti diketahui, DIY akan memasuki momen libur hari raya Lebaran. Di masa itu, Pembajun mengkhawatirkan kemunculan klaster penularan baru.
Pasalnya, meski pemerintah telah melarang mudik, mobilitas manusia diprediksi bakal terus terjadi sehingga dapat meningkatkan resiko penularan.
Untuk itu, Pembajun meminta kepada masyarakat untuk mewaspadai kemunculan klaster penularan terutama di level keluarga.
"Yang kami pesan adalah mewaspadai klaster keluarga. Pada saat nanti hari raya maungkin di tempat wisata aman, tapi saat berkunjung (mudik) ini bisa terjadi penularan," paparnya.
Jika ada warga yang melakukan perjalanan ke luar daerah diimbau untuk melakukan isolasi mandiri selama beberapa hari. Selain itu, pemudik juga harus selalu memakai masker walaupun saat tengah berinteraksi dengan siapapun termasuk kerabat di rumah.
Jika pemudik abai menerapkan prokes, diprediksi klaster keluarga akan terus bermunculan. Dikhawatirkan penularan menjadi tak terkontrol.
"Besok bisa dibayangkan waktu hari raya kalau masih ada yang mudik. Masker nggak dipakai kalau di keluarga. Harusnya mereka yang datang dari luar kota itu minimal pakai masker saat berkomunikasi," paparnya.
"Masa liburan jangan sampai ada klaster keluarga karena sekarang sudah mulai muncul klaster keluarga lagi. Kalau dulu komunitas, sekarang klaster keluarga mulai banyak lagi," tambahnya.
Baca juga: Penyelenggaraan Sekolah Tatap Muka di DI Yogyakarta Wajib Didahului Uji Coba
Menurutnya, untuk menangani wabah Covid-19 dibutuhkan peran dari berbagai pihak termasuk masyarakat itu sendiri.