KRI Nanggala 402 Tenggelam
Tahan Tangis, Sang Ayah Ikhlas dan Legowo Gunadi Bertugas Selamanya di KRI Nanggala-402
Sunaryo sempat berharap kapal selam KRI Nanggala 402 bisa dievakuasi karena ada cadangan oksigen hingga 72 jam.
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Rumah Sunaryo di Padukuhan Ngreco, Kalurahan Seloharjo, Kapanewon Pundong, Kabupaten Bantul mendadak ramai dikunjungi oleh tetangga dan kerabatnya.
Baik tetangga, maupun kerabatnya datang untuk menyampaikan belasungkawa atas kepergian KLS Isy Gunadi Fajar Rachmanto.
Gunadi merupakan satu di antara awak kapal selam KRI Nanggala 402 yang dinyatakan tenggelam saat berlatih di laut utara Bali.
Sunaryo hanya duduk termenung di sudut rumahnya.
Baca juga: Ayah KLS Isy Gunadi Fajar Rahmanto Relakan Anaknya Gugur dalam Tugas Negara
Pria berusia 48 tahun itu tak banyak bicara, hanya sesekali mengangguk saat tetangga maupun kerabat menyampaikan bela sungkawa.
Ayah dua anak itu sempat berharap kapal selam KRI Nanggala 402 bisa dievakuasi karena ada cadangan oksigen hingga 72 jam.
Ia berharap pemerintah tidak terlambat dalam melakukan evakuasi.
Namun ketika Panglima TNI, Jadi Tjahjanto menyatakan KRI Nanggala-402 tenggelam dan seluruh awak kapal meninggal dunia, ia tidak bisa berkata-kata.
"Dengan hati yang lapang karena sudah diumumkan pihak pemerintah oleh angkatan laut, ya kita ikhlas, legowo dengan anak saya dipanggil Tuhan dan gugur menjalankan tugas negara," katanya terpatah-patah tak sanggup menahan tangis, Senin (26/04/2021).
Baca juga: Ucapan Duka dari Petinggi Negara untuk KRI Nanggala 402, Doakan Terbaik untuk Para Prajurit
Ia mengungkapkan anak sulungnya pulang terakhir sekitar satu bulan lalu, untuk acara tujuh bulanan anak.
Istri Gunadi, Dwi Ari Ashanti memang sedang mengandung anak pertama.
Sedangkan komunikasi terakhir dengan Gunadi pada Minggu (18/04/2021).
Komunikasi terakhir melalui handphone.
"Minggu kemarin telpon ibunya, pamit untuk berlayar. Setelah itu tidak ada kabar lagi, handphonenya mati. Kemudian dapat kabar Rabu kemarin hilang kontak," ungkapnya.
Kepergian mantan Paskibraka Bantul tahun 2009 itu menyisakan duka yang mendalam.
Untuk itu, Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih mendatangi rumah duka untuk menyampaikan belasungkawa.
Baca juga: Kunjungi Keluarga Awak KRI Nanggala 402, Bupati Bantul Sampaikan Belasungkawa
"Saya atas nama pemerintah Kabupaten Bantul dan mewakili masyarakat Bantul turut berbelasungkawa, turut kehilangan atas gugurnya Pratu Gunadi Fajar Rachmanto. Karena dia adalah putra bangsa dari Bantul yang turut berpatroli di KRI Nanggala 402 yang dinyatakan gugur oleh Panglima TNI," katanya.
Ia menyebut kepergian Gunadi merupakan kesedihan dan keharuan bagi semuanya.
Ia berharap keluarga dan istrinya diberikan ketabahan.
"Putra terbaik Bantul sekaligus kebanggaan bahwa salah satu patriot bangsa yang gugur dalam tugas negara. Dan mudah-mudahan keluarga, istrinya diberikan ketabahan. Diberikan rasa ridho terhadap takdir Allah SWT," sambungnya.
"Kita semua yakin Gunadi Fajar Rachmanto gugur sebagai syuhada bangsa. Sebagai pahlawan bangsa, yang rela mengorbankan raga dan jiwanya untuk bangsa dan negara," tambahnya. ( Tribunjogja.com )