Menilik Masjid Kedondong Peninggalan Sunan Kalijaga di Kulon Progo
Bagaimana tidak, masjid yang berlokasi di Semaken I, Kalurahan Banjararum, Kapanewon Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo tersebut menyimpan kisah
Penulis: Sri Cahyani Putri | Editor: Kurniatul Hidayah
lihat foto
Dengan pertimbangan kalau Masjid Demak dibangun pada 1478 M, maka Masjid Kedondong dibangun pada 1477 M.
"Saat itu masjid ini belum diberi atap. Kemudian oleh Sunan Kalijaga diberi atap alang-alang," katanya.
Dikarenakan sudah berabad-abad, maka bangunan masjid juga sudah beberapa kali mengalami renovasi.
Terakhir, Masjid Kedondong direnovasi secara total pada 1990 silam.
Adapun bangunan asli yang masih dilestarikan hingga saat ini yakni empat saka guru, mustaka, bedug, pohon angsana dan sumur tua.
Pohon angsana berada di belakang Masjid Kedondong. Konon pohon tersebut berasal dari tongkat Sunan Kalijaga yang ditancapkan ke dalam tanah sebagai tanda lokasi masjid.
Sementara sumur tua berada di sebelah masjid.
Menurut kepercayaan nenek moyang, air dari sumur tua tersebut memiliki banyak manfaat.
Atau oleh warga sekitar sering disebut air zam-zam.
Baca juga: Pembelian Hotel Mutiara Yogyakarta dan Peningkatan TPST Piyungan Disorot BPK RI
Di samping sebagai sumber kehidupan untuk minum dan mandi, bisa digunakan sebagai obat bermacam-macam penyakit.
Bahkan hingga sekarang ini, banyak orang luar dari Kulon Progo datang ke Masjid Kedondong untuk mengambil air sumur tua tersebut sebagai obat.
Diantaranya dari Kedu, Magelang, Purworejo hingga Jawa Timur dan Jakarta. (scp)
