Menilik Masjid Kedondong Peninggalan Sunan Kalijaga di Kulon Progo

Bagaimana tidak, masjid yang berlokasi di Semaken I, Kalurahan Banjararum, Kapanewon Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo tersebut menyimpan kisah

Penulis: Sri Cahyani Putri | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA/ Sri Cahyani Putri
Masjid Kedondong di Semaken I, Kalurahan Banjararum, Kapanewon Kalibawang, Kabupaten Kulon Prog 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Sri Cahyani Putri Purwaningsih

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Masjid Kedondong atau Masjid Sunan Kalijaga banyak menyimpan kisah secara turun temurun. 

Bagaimana tidak, masjid yang berlokasi di Semaken I, Kalurahan Banjararum, Kapanewon Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo tersebut menyimpan kisah bagaimana Sunan Kalijaga menyebarkan Agama Islam. 

Sehingga masjid yang telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya itu tetap dilestarikan oleh warga sekitar bahkan hingga saat ini.

Baca juga: Ingin Buka Puasa dengan yang Manis Tapi Sehat? Coba Resep Kolak Pisang Tanpa Santan

Takmir Masjid Kedondong, Solihuddin Kosim bercerita Masjid Kedondong dulunya didirikan oleh Sunan Kalijaga ketika sedang mengembara dalam menyebarkan agama Islam bersama muridnya yakni Adipati Terung. 

Dalam pengembaraannya, mereka kemudian beristirahat di sebuah tempat yang dekat dengan Sungai Tinalah. 

Di tempat itu, Sunan Kalijaga berinisiatif untuk mendirikan bangunan masjid. 

Masjid Kedondong di Semaken I, Kalurahan Banjararum, Kapanewon Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo
Bedug di Masjid Kedondong di Semaken I, Kalurahan Banjararum, Kapanewon Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo (TRIBUNJOGJA/ Sri Cahyani Putri)

Ia kemudian memerintahkan muridnya untuk membangun masjid tersebut dan melanjutkan perjalananya ke Demak. 

"Saat itu, Sunan Kalijaga memberikan tanda dengan sebuah tongkat miliknya di lokasi yang akan dijadikan masjid itu. Namun setelah dilihat oleh Adipati Terung, tempat itu lama-kelamaan terkikis oleh derasnya air Sungai Tinalah," ucapnya, Kamis (22/4/2021). 

Selanjutnya atas pertimbangan Adipati Terung, Masjid Kedondong kemudian dibangun ke arah timur kurang lebih 100 meter dari tempat semula. 

Ketika Sunan Kalijaga kembali ke tempat tersebut, ia merasa terkejut karena lokasi masjid berbeda dengan yang diharapkan. 

Dengan perkataan kecewa, Sunan Kalijaga memberikan gelar Adipati Terung dengan nama Panembahan Bodo. 

"Dulu masjid ini juga dibangun dengan menggunakan gebyok. Namun karena pada saat itu gebyok tidak lagi digunakan maka ditanam di dalam tanah. Sehingga sangat disayangkan, sekarang bukti otentik peninggalan sejarah hilang," ungkap Solihuddin. 

Namun lanjutnya, sebagai gantinya agar generasi penerus dapat melihat bahwa Masjid Kedondong bukti peninggalan sejarah maka dibangunkan prasasti yang ditandatangani oleh Gusti Joyo Kusumo dari Keraton Yogyakarta di halaman masjid tersebut. 

Masjid Kedondong di Semaken I, Kalurahan Banjararum, Kapanewon Kalibawang, Kabupaten Kulon Prog
Prasasti Masjid Kedondong di Semaken I, Kalurahan Banjararum, Kapanewon Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo (TRIBUNJOGJA/ Sri Cahyani Putri)

Diperkirakan Masjid Kedondong atau Masjid Sunan Kalijaga dibangun lebih tua setahun dari Masjid Demak. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved