PSIM Yogyakarta
Pemain Anyar PSIM Yogyakarta, Dadang Tri Sismon Punya Skill Lemparan ke Dalam Jarak Jauh
PSIM Yogyakarta resmi memperkenalkan pemain anyarnya, Dadang Tri Sismon untuk mempersiapkan tim mengarungi Liga 2 Indonesia, meski belum ada
Penulis: Taufiq Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - PSIM Yogyakarta resmi memperkenalkan pemain anyarnya, Dadang Tri Sismon untuk mempersiapkan tim mengarungi Liga 2 Indonesia, meski belum ada kepastian kapan akan dimulai.
Pemain asli dari Tanah Datar, Sumatera Barat ini bisa dibilang pemain yang langganan membantu timnya naik kasta. Sebut saja Persik Kediri yang berhasil promosi dari Liga 3 Indonesia ke Liga 2 pada tahun 2018 lalu.
Ia dan Septian Bagaskara bersama teman-temannya finish sebagai kampiun Liga 3 setelah menumbangkan Celebest FC dengan skor tipis 3-2.
Padahal pada laga perdananya Persik Kediri sempat terseok seok, hingga menjelang akhir, permain yang diperagakan semakin konsisten.
Baca juga: Pemerintah Tegaskan Pembayaran THR 2021 Tak Dicicil, Disnakertrans DIY Bentuk Posko THR
Satu tahun selanjutnya Dadang berpindah klub ke KS Tiga Naga, di sana ia dan kawan-kawannya kembali membawa timnya lolos dari Liga 3.
Dalam setiap pertandingan KS Tiga Naga di 16 sampai delapan besar, Dadang selalu menjadi pilihan utama sang pelatih.
Kini Dadang resmi dikenalkan sebagai PSIM sejak awal April 2021 lalu, dan dirinya juga bertekad dapat membawa tim berjuluk Lakar Mataram itu ke kasta tertinggi sepak bola Tanah Air.
"Harapannya dengan saya bergabung dengan PSIM, bisa bawa tim ke Liga 1. Memang tidak dimungkiri, cita-cita itu tidak bisa saya lakukan sendiri, tentu kita butuh teman-teman yang lain, dan kuncinya ada di kekompakan," kata Dadang kepada Tribun Jogja, Kamis (15/4/2021).
Namun, bukan tanpa godaan, sebelum Dadang bergabung ke PSIM, dirinya juga mendapat tawaran untuk bermain di Sulut United dan Semen Padang.
Tetapi, bagi Dadang adalah tim yang sangat serius untuk mendatangkannya.
Terlebih, tim kebanggaan masyarakat Kota Yogyakarta ini, terdapat seseorang yang diidolai olehnya, yakni Beny Wahyudi dan Purwaka Yudi.
Belum lagi sosok pelatih, Seto Nurdiantoro menjadi daya tarik sendiri bagi Dadang untuk bergabung bersama PSIM.
"Tentu ada faktor utama saya datang ke PSIM adalah orang tua yang memberi restu. Dan saya lihat PSIM juga punya ambisi untuk lolos Liga 1, belum lagi ada Mas Ben dan Cak Pur, itu idola saya. Apalagi coach Seto yang juga pandai ngolah pemain muda," paparnya.
Sebelum itu, Dadang juga mengaku dari hatinya selalu ingin membela tim sepak bola tanah kelahirannya. Namun hingga kini cita-cita itu belum dapat terwujud.
Ambisi Dadang mengolah si kulit bundarlah yang membuatnya hingga kini terus bermain meski harus merantau ke daerah lain.